Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Jangan Cek Inbox dan Terima Telepon di Jalan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali jalan raya menjadi tempat yang mengesalkan. Penyebabnya adalah kelakuan para pengendara yang merasa jalan itu miliknya sendiri sehingga berulah seenaknya. Ada yang berpindah jalur tanpa memberi tanda, mengabaikan rambu lalu lintas, sampai seenak udelnya mengutak-atik gadget di atas kendaraannya. Untuk yang terakhir ini saya punya beberapa pengalaman.

Pernah pada suatu siang yang cukup terik, motor yang saya kendarai berjalan di belakang sebuah Avanza. Kebetulan badan jalan dua arah yang kami lewati tidak terlalu lebar. Kalau ada dua mobil yang bersisian, badan jalan hampir penuh. Saat itu arus kendaraan dari arah depan cukup ramai sehingga saya sedikit kesulitan melambung mobil di depan. Setelah berjalan sekian ratus meter, mobil Avanza tersebut melambat. Saya terpaksa ikut melambat. Awalnya saya berpikir hal itu terjadi karena arus kendaraan di depannya juga melambat. Kejadian ini berlangsung beberapa menit dan tidak ada tanda-tanda mobil di depan akan mempercepat lajunya. Saya pun berusaha mengintip ke depan. Ternyata di depan mobil tadi tidak ada satu kendaraan pun. Aneh. Setelah bersusah payah mencari celah melewati arus kendaraan dari depan saya pun berhasil melambung mobil itu.

Setelah melewati mobil, saya berbalik sejenak untuk mengarahkan pandangan saya melewati kaca sopir. Alamaaaak, seorang bapak berbadan gempal sedang asyik memainkan HP-nya sambil senyam senyum sendiri. Dia juga mengarahkan pandangannya sebentar ke arah saya, lalu asyik lagi dengan aktifitasnya. Seolah semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang terganggu dengan ulahnya itu. Untunglah saya tipe orang yang tidak mau cari masalah sehingga saya tetap meneruskan perjalanan sambil geleng-geleng kepala.

Lain waktu saat saya mengendarai motor dengan kecepatan agak tinggi, motor di depan saya yang tadinya berjalan lurus tiba-tiba melambat dan jalannya meleng ke kiri dan ke kanan. Saya bermaksud melambung karena terganggu dengan laju motornya itu. Namun saat mencoba melambung dari sebelah kanan, motornya juga meleng ke kanan, saat saya mengambil kiri, motornya juga ikut meleng ke kiri. Saya dan beberapa motor yang beriringan pun membunyikan klakson. Pengemudi motor di depan nampak terkejut dan melaju kembali dengan sebagaimana mestinya. Ternyata dia tidak memperhatikan laju kendaraannya karena asyik mengutak-atik HP-nya. Begitu berpapasan dengan pengemudi tersebut di bawah lampu merah, terlihat dia masih asyik mengutak-atik keypad HP-nya.

Sudah cukup banyak berita mengenai kecelakaan lalu lintas yang dipicu penggunaan HP. Namun sebagian orang rupanya tidak peduli dan menganggap penggunaan HP saat berkendara tidak membawa masalah. Padahal hasil riset GHSA (Governors Highway Safety Association) di Amerika Serikat menunjukkan penggunakan HP saat berkendara memiliki potensi bahaya yang lebih besar daripada mabuk saat berkendara dan 23% kecelakaan lalu lintas disebabkan pemakaian HP saat berkendara.

Biasa kita berdalih menggunakan HP saat berkendara tidak akan jadi masalah selama kita menggunakan handsfree sehingga tangan tidak terganggu saat menyetir kendaraan. Padahal sebenarnya bukan teknik menerima HP yang berbahaya melainkan konsentrasi kita yang terpecah saat kita menerima telepon atau pesan. Saat menanggapi telepon atau pesan di HP kita, tentunya otak akan melakukan multitasking dan membagi konsentrasi antara HP dan keadaan jalan di depan kita. Konsentrasi pada HP sudah pasti akan menyedot porsi lebih besar jika pesan atau telepon yang kita terima bersifat urgent atau penting. Bayangkan, suatu hari di tengah-tengah lalu lintas yang padat, seseorang pengendara motor memaksakan diri menerima telepon menggunakan handsfree dan orang yang menelepon di ujung sana mengabarkan salah satu teman dekatnya meninggal dunia. Seketika itu juga logika orang itu pasti akan tertutup oleh emosi sehingga reaksi saraf otaknya menjadi sangat lambat. Kendaraannya lalu berpindah jalur tanpa dia sadari dan sebuah truk gandeng berkecepatan tinggi meyambar kendaraan orang itu dari belakang. Tragis bukan? Tapi ilustrasi yang saya gambarkan itu sangat mungkin terjadi.

Saya sendiri tidak pernah menggubris panggilan atau pesan masuk saat sedang on the way. Mengecek inbox atau panggilan masuk dilakukan begitu sampai di tempat tujuan. Jika memang saya sedang menunggu panggilan, lebih baik saya menepikan kendaraan di tempat yang sesuai lalu menerima telepon. Kalau panggilannya terlanjur terputus ya ditelepon balik saja. Lebih mudah dan lebih aman. Dibanding memaksakan diri menanggapi panggilan di tengah jalan, dan resiko kecelakaan karena gangguan konsentrasi menghadang di depan.

Oleh karena resiko inilah pemerintah kemudian menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 283 yang berisi larangan melakukan kegiatan lain yang mengganggu konsentrasi saat berkendara. Jadi jangan kaget kalau besok-besok kendaraan kita tiba-tiba dihentikan oleh bapak atau ibu polantas saat kita sedang asyik membalas sms atau ber-halo-halo ria dengan seseorang di ujung sana. Saya rasa itu lebih baik, bukan saja karena mereka adalah orang-orang yang memang ditugaskan untuk menegakkan hukum berlalu lintas namun mereka juga mencegah tangan-tangan maut yang sedang mengintai kita di depan sana.

Kesimpulannya, bijaklah berkendara dengan tidak menggunakan gadget saat anda sedang mengendalikan kendaraan. Sedikit kesabaran menahan keinginan anda mengecek gadget,  mungkin akan menyelamatkan anda dari musibah yang setiap saat bisa terjadi. Ingat orang-orang yang mencintai anda sedang menunggu di tempat tujuan anda.  (PG)

Referensi:

http://lalulintas.jurnalbelajar.com/2012/01/bahaya-penggunaan-handphone-saat.html

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4a604fcfd406d/nprt/1060/uu-no-22-tahun-2009-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline