Ada puisi pada darah yang mengecup bebatuan Golgota
tentang cawan yang hampir berlalu, tentang penghianatan mereka yang tercinta, tentang konspirasi agama-politik berbau satire
Sebentar lagi sebuah jibaku yang mempertaruhkan kehormatan seorang guru dan nabi akan diselesaikan.
.
Darah hampir mengering pada tubuh suci, dan darah mengucur kembali.
Bilur-bilur itu pun menghantarkan seruan kematian yang membelah langit kelabu.
.
Lalu pada senja di antara senja yang sudah-sudah,
angin pegunungan berlutut dalam hening
alam pun menorehkan bait-bait elegi di atas angkuhnya kemanusiaan.
Jalan Dolorosa berhasil menyayatkan sejarah hitam yang akan melabur manusia menjadi putih bersih.
.
Pada senja Golgota
anak manusia telah meregang keabadian, memisahkan masa menjadi lampau dan baru
lalu…
di antara kelamnya malam, kita melihat secarik cahaya,
pertanda fajar akan menyingsing.
________________________
Ilustrasi gambar dari: gambarwallpaper.fondecranhd.net