Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Benua Afrika Melewatkan Gerhana Bulan

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412755688848693866

[caption id="attachment_364936" align="aligncenter" width="624" caption="Gerhana Bulan (Sains Kompas.com)"][/caption]

Fenomena gerhana bulan darah sore nanti sejenak mengalihkan perhatian penduduk dunia. Percakapan dunia maya dan beberapa portal berita hari ini diisi oleh berita mengenai fenomena alam ini. Contohnya kompas.com pagi ini merilis artikel mengenai lokasi-lokasi ideal di Jakarta untuk menyimak gerhana bulan. Halaman depan Kompasiana pagi ini pun dihiasi oleh artikel bertajuk gerhana bulan darah yang diulas oleh kompasianer Jonatan Sara.

Tidak mau ketinggalan, saya ikut mencari informasi dan mencoba menyambangi beberapa website bertema astronomi. Salah satunya adalah homepage badan antariksa miliki pemerintah USA, nasa.gov. Seperti yang sudah diduga nasa.gov menyajikan informasi lengkap mengenai fenomena alam ini, mulai dari berita-berita seputar gerhana bulan sampai video tutorial mengenai proses terjadinya gerhana bulan tersebut. Menariknya melalui akun twitternya nasa.gov memberi kesempatan kepada pemirsanya untuk mengajukan pertanyaan seputar gerhana bulan. Jadi pengunjung homepage-nya yang ingin mengulik lebih jauh tentang gerhana bulan bisa memuasikan keinginannya.

Tidak ketinggalan, nasa.gov juga merilis gambar peta dunia dan membaginya membagi beberapa kawasan sehubungan dengan fenomena gerhana bulan ini.

[caption id="attachment_364904" align="aligncenter" width="442" caption="Tahapan Gerhana Bulan. Gambar dari: nasa.gov"]

141274706584038813

[/caption]

[caption id="attachment_364905" align="aligncenter" width="547" caption="Pembagian kawasan dunia berdasarkan penampakan gerhana bulan. Gambar dari nasa.gov"]

14127471301584726605

[/caption]

Dari gambar terlihat, untuk belahan bumi bagian timur seperti kawasan Asia dan Australia (termasuk Indonesia), gerhana akan dimulai pada sore hari, pada saat bulan mulai terbit sampai malam hari. Tempat yang bisa mengamati fenomena gerhana adalah tempat yang berada di antara 90 derajat sampai 180 derajat bujur timur. Tempat terbaik untuk mengamati seluruh gerhana adalah Selandia Baru dan Australia bagian timur.

Sementara itu di belahan bumi bagian barat, penampakan gerhana akan dimulai dini hari, sampai siang hari saat bulan mulai terbenam. Wilayah yang pertama kali akan menikmati fenomena gerhana adalah kawasan Amerika Latin. Setelah itu semakin ke barat, fenomenanya akan semakin nampak dan berakhir pada saat bulan terbenam. Tempat yang bisa mengamati fenomena gerhana adalah tempat yang berada di antara 90 derajat 180 derajat bujur barat. Tempat terbaik untuk mengamati seluruh gerhana adalah  kepulauan Hawaii.

Tahapan terjadinya gerhana pada gambar pertama, dimulai saat bulan memasuki penumbra, terjadi gerhana total, sampai bulan kembali meninggalkan penumbra disandingkan dengan peta dunia pada gambar kedua. Terlihat pembagian zona demi zona sesuai tahapan terjadinya gerhana. Terlihat Indonesia beruntung, karena berada diantara zona U3 dan P1 jadi memungkinkan untuk mengamati fenomena gerhana bulan mulai dari gerhana sebagian sampai gerhana penuh.

Sayangnya, kali ini benua Afrika dan sebagian kawasan Eropa tidak bisa menikmati fenomena alam langka ini. Terlihat dari gambar di atas kalau kawasan tersebut berada antara zona P4 dan P1 yang tidak memungkinkan terjadinya gerhana. Saat bulan melintas di atas zona tersebut, bulan berada diluar bayang-bayang bumi baik bayangan umbra maupun penumbra.

Jadi memang momentum ini memang sayang untuk dilewatkan. Sambil mengamati terjadinya peristiwa alam yang langka, kita juga bisa sekalian bersyukur dan mengagumi kebesaran karya Ilahi. (PG)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline