Sang Pencipta memberi hadiah lebih dari yang kita butuhkan.
Hadiah itu
berdetik
berdetak
berdenyut
mengikuti setiap hentakan irama hidup kita.
.
Sayangnya, kita selalu merasa hadiah itu terlalu tipis, sehingga jadi terlalu pelit menggunakannya, jadi terlalu enggan membaginya bahkan dengan orang-orang terkasih.
.
Padahal di luar sadar kita sering memboroskannya, membiarkannya begitu saja dilahap egoisme yang hadir dalam wajah
konflik
hiburan tak sehat
apatisme
kejahatan terselubung
pergunjingan
dengki
amarah.
.
Tapi denyut waktu juga bukan dewa yang harus kita sembah, juga bukan algojo yang harus ditakuti.
Dia hanya kurir untuk menghadirkan pesan-pesan dari masa lalu di ruang kalbu kita, sekaligus rasi bintang untuk memandu bahtera kehidupan berlayar menuju masa yang akan datang.
.
Kita hanya perlu bernapas seperti mengikuti naluri kemanusiaan kita
dan waktu akan berdenyut mengikuti peredaran darah kita.
.
Percayalah, kita selalu punya lebih dari cukup, jika kita memaknai setiap detik yang diberikan Sang Pencipta.
__________________________
gambar dari: dreamstime.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H