Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Kiat Tampil Bersinar di Mata Pimpinan

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin dihadirkan stakeholder untuk mengelola segala sumber daya yang dimiliki organisasi demi mencapai tujuan organisasi tersebut. Para pemimpin diberi wewenang lebih dibanding orang-orang yang dipimpinnya. Mereka memiliki otoritas lebih untuk mengambil keputusan dan mengeksekusi aturan-aturan. Tapi seperti dua sisi uang logam, wewenang ini hadir seiring sejalan dengan tanggung jawab. Semakin tinggi wewenang yang diberikan kepada pemimpin semakin tinggi pula tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Makanya menjadi pemimpin itu susah-susah gampang dan memiliki tantangan tersendiri.

Jadi tidak usah heran dengan berbagai sytle kepemimpinan yang ada disekitar kita. Ada pemimpin yang temperamen, tidak sabaran, super teliti, cenderung cerewet dan aneka gaya kepemimpinan lainnya. Karakter-karakter tersebut adalah hasil tempaan karir yang mereka jalani selama ini.

Sekalipun sedang berada di posisi bawahan kita, kita juga tetap harus belajar menjadi pemimpin karena sebenarnya setiap orang adalah pemimpin. Paling tidak dia pemimpin untuk dirinya sendiri. Dan untuk menjadi pemimpin yang baik terlebih dahulu kita harus berlatih menjadi bawahan yang baik. Itu sudah hukum alam.

Menjadi bawahan yang baik tidak sulit. Kita cukup menjunjung tinggi etos kerja di tempat kita berkarya ditambah habitus kerja positif lainnya. Beberapa kiat berikut dapat membantu kita mencapai kinerja maksimal sehingga sebagai karyawan, kita bisa bersinar di mata pimpinan:


  1. Patuhi Deadline. Tugas pemimpin adalah membagi  volume kerja pada unit-unit yang dikelolanya. Nilai seorang pemimpin akan meningkat di mata stakeholder saat pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran. Dengan demikian pemimpin pun berharap setiap orang sebagai bagian di dalam tim kerja mampu menyelesaikan setiap tugasnya dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Patuhilah deadline yang diberikan dengan hasil kerja yang baik. Hindari kebiasaan menunda-nunda pekerjaan karena kita tidak pernah tahu beban pekerjaan apa yang sedang menanti di depan. Hargai setiap waktu kerja yang anda miliki.
  2. Menerima Tugas Tambahan. Ini seringkali terjadi jika volume pekerjaan yang dibebankan kepada pimpinan cukup besar, pimpinan membutuhkan ekstra tenaga dan pemikiran. Tidak semua orang bisa dengan mudah menerima tugas tambahan, apalagi yang tidak termaktub dalam jobdes semestinya. Konsekuensi menerima tugas tambahan adalah membutuhkan durasi dan konsentrasi kerja lebih dari biasanya. Tapi dari sudut pandang lain, dengan menerima tugas tambahan dengan lapang hati dan bertanggung jawab, sebenarnya kita sedang melatih dan mengembangkan kapasitas kita. Yang penting pekerjaan utama tidak jadi terbengkalai karenanya. Pemimpin pun akan memiliki penilaian lebih terhadap kita.
  3. Minimalkan pelanggaran. Suasana kerja yang baik akan terbentuk jika setiap orang mematuhi aturan main yang ditetapkan organisasi. Sebaliknya, jika terjadi banyak pelanggaran suasana kerja akan menjadi tidak kondusif. Tidak hanya pelanggaran-pelanggaran berat, pelanggaran kecil seperti terlambat kantor atau lupa memakai aksesoris yang diwajibkan pun dapat mengganggu iklim di tempat kerja. Memang sudah menjadi tugas pemimpin menegakkan aturan di tempat kerja, tapi tidak ada pemimpin yang senang dengan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di wilayah kerjanya. Oleh karena itu, sedapat mungkin minimalkan pelanggaran dengan mematuhi setiap aturan yang digariskan. Jika anda adalah tipe karyawan yang pelanggarannya paling minim, anda ikut berkontribusi membangun iklim kerja yang baik di tempat kerja. Diam-diam pemimpin pun menaruh perhatian khusus kepada anda.
  4. Proaktif. Kadang tidak semua rincian pekerjaan yang harus dikelola oleh tim tertulis dalam jobdes. Pada celah inilah setiap anggota tim atau divisi diharap untuk proaktif, apalagi bila ada tugas yang relevan dengan bidang tugas atau jabatannya. Proaktif juga bisa berarti senantiasa membangun komunikasi dan koordinasi yang diperlukan dengan kolega selevel atau pimpinan untuk melancarkan pelaksanaan kerja, apalagi jika ada tugas-tugas tidak rutin yang harus diselesaikan.
  5. Menghargai Kerja Tim. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghargai bawahannya sebagai tim kerja yang harus diluruskan jika salah, tapi juga harus diapresiasi jika berprestasi. Jika berada pada posisi bawahan, kita pun harus menanamkan semangat yang sama terhadap rekan-rekan kerja kita. Tidak usah kecil hati mengungkap andil rekan kerja pada proyek-proyek yang berhasil anda selesaikan. Ini tidak akan mengucilkan anda, malah pemimpin akan merasa anda adalah orang yang mampu bekerja sama dalam tim, sehingga posisi anda dalam tim yang dipimpinnya selalu diperhitungkan.

Masih banyak kiat-kiat lain yang bisa kita lakukan. Yang perlu dipahami adalah sekalipun kita ingin tampil cemerlang di mata pimpinan seperti mutiara di tengah-tengah kerikil, jangan sampai rekan-rekan kerja mendapat kesan sengaja mencari muka. Kesan-kesan negatif seperti ini dapat menjadi hal yang kontraproduktif dalam tim anda.

Untuk menepis kesan tersebut, kita mesti komitmen menjunjung tinggi etos kerja positif baik saat berada di bawah pengawasan pimpinan maupun tidak. Atau sebagai alat reminder, saat bekerja ingatlah selalu bahwa kita bekerja bukan karena ingin menyenangkan pimpinan melainkan sebagai wujud aktualisasi diri dan ingin mengembangkan kualitas diri kita ke arah yang lebih baik. (PG)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline