Lihat ke Halaman Asli

Pian Firman Hidayat

Guru di SDN 1 Bojong Timur | Hipnoterapsit | Jasa Web

Tantangan Hari 37 Berkorban keramaian untuk terbebas dari Covid 19

Diperbarui: 19 Juli 2021   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Idul adha ini yang kedua kali setelah tidak bisa mudik tahun lalu dalam menghadapi virus corona. Setelah idul fitri, betul-betul dilarang mudik. Pelarangan tentunya bertujuan untuk mencegah penyebaran virus. Karena tidak pada mudik,  suasana kampung halaman menjadi sepi. 

Setiap kali berkurban saya selalu ingat kisah luar biasa dari al quran. Tentang kisah Nabi Ibrahim a.s. yang diperintahkan untuk menyembelih anak nya sendiri yaitu Nabi Ismail a.s. tentunya kita sudah tahu saat Nabi Ismail a.s. hendak di sembelih,  Allah SWT menggantinya dengan seekor kambing. Menjalankan perintah dengan ikhlas dan mengorbankan sesuatu yang dimiliki manusia adalah suatu ujian dari Nya. Itulah paling tidak saya sedikit mengerti hikmah Idul Adha. 

Hikmah itu membuat kita mengerti tentang semua perintah dan larangan Nya. Karena dengan menjalankan hikamh tersebut secara ikhlas,  Allah SWT akan menggantinya dengan kebaikan. Kita diperintahkan Sholat 5 waktu,  juga tentu bisa dengan hikmah Idul Adha sebagai motivasi. 

Berbuat baik sesama,  saling menjaga diri di masa pandemi ini juga termasuk penerapan hikmah Idul Adha kali ini. Karena kita diperintahkan untuk menjadi khalifah dengan merawat bumi seisinya dengan baik,  khususnya kepada saudara kita di masyarakat. Karena itu menjaga prokes dalam rangka berbuat baik,  mencegah yang lain tertular dan berdampak serius adalah pelaksanaan perintah Allah SWT.  

Saat kita menjalani nya dengan ikhlas berkorban,  menjaga jarak dan mencegah keramaian,  dan berharap virus ini segera hilang,  maka sebetulnya orang tersebut mendapatkan hikmah kebijaksanaan dari peristiwa Idul Adha ribuan tahun yang lalu. Orang semacam ini mendapatkan keistimewaan,  karena belum tentu orang yang hidupnya lama,  mendapatkan pencerahan semacam ini dari Yang Ilahiyah. Berbahagialah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline