Berpikir menggunakan hampir sebagian besar energi dalam diri kita. Adanya berpikir membuat kita senantiasa terjebak dalam hiruk pikuk dunia. Tidak mungkin kita bisa cuek terhadap kenyataan yang terjadi sekalipun itu pahit. Sebab, yang merasakan adalah diri kita sendiri. Karena itu kadang kali terasa berat.
Berbagai penyakit bisa ditimbul dari masalah pikiran ini. Overthinking, depresi, traumatik, histeria, gangguan mental juga dapat berujung pada sakit fisik. Kelelahan mental juga bisa berarti kelelahan fisik. Punduk yang berat, bisa berasal dari kecemasan setiap saat.
Ada fase dimana kita enggan lagi berpikir, sebab terlalu banyak masalah yang dihadapi. Fase ini disebut lelah fikir. Pemicunya bisa terjadi karena datangnya masalah yang serentak datang, dan kita merasa tidak punya kuasa atas apa yang terjadi. Anak sakit, tuntutan orang tua yang berlebih, pasangan tak bisa mengerti, menjadikan hidup sia-sia, tidak berguna.
Albert Camus punya strategi dalam menghadapi hidup yang absurd ini. Yang pertama, jika hidup tidak berguna maka lebih baik bunuh diri. Yang kedua adalah 'bunuh diri filosofis', beda nya dengan yang pertama, bunuh diri filosofis ini menerima saja kenyataan ada. Menyerah, pasrah, tapi bukan pada Tuhan. Kalau disuruh apa-apa ikut, manut. Yang ketiga adalah memperjuangkan setiap saat meskipun tahu hidup ini sia-sia. Jadi mana yang akan kamu pilih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H