Akhirnya selesai juga membaca Novel Khotbah di atas bukit karya Pak Kuntowijoyo. Novel yang mungkin kurang dimengerti bagi kebanyakan orang. Tapi dengan pisau analisa filsafat eksistensialis, semua nya menjadi jelas. Setahu saya pernah membaca puisi indonesia, saya baru menemukan Mas Chairil Anwar yang bercorak eksistensialis.
Apa iti eksistensialisme? Salah satu aliran filsafat yang berpaham ekistensi/keberadaan mendahului esensi/keapaan sesuatu. Artinya ada dulu baru dimaknai. Seperti halnya manusia ini. Manusia nya harus ada dulu untuk memberi makna di sekitar nya.
Banyak sekali yang dikaji lewat eksistensialis ini, kapan-kapan saya akan menulis khusus tentang ini. Salah satunya adalah kebebasan. Apakah kebebasan manusia itu ada? Apakah manusia bisa bebas? Karena mungkin bagi setiap orang kebebasan nya terkungkung oleh ketidakbebasan dari orang lain.
Di kalangan barat banyak tokoh bercorak eksistensialis ini. Diantaranya : Soren Kierkegaard, Nietzsche, Sartre, heidegger, dan lain-lain. Sementara di dunia islam ada : Muhamad Iqbal. Akan tetapi di indonesia sendiri jarang sekali saya temukan, barangkali saya menemukan nya lewat sastra.
Lewat karya Pak Kuntowijoyo inilah saya menemukan pemikirannya mengenai eksitensialis. Kapan-kapan, boleh lah membaca nya saat senggang. Setidaknya kita akan temukan sudut pandang yang berbeda mengenai hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H