Lihat ke Halaman Asli

Ishak Majid

Bekerja sebagai Pegawai negeri Sipil sisalah satu perguruan tinggi di Sulawesi Barat, sebelumnya pernah bekerja di RS Daerah dan Puskesmas dan saat ini menggeluti pengobatan Bekam

MARI MENJAUHI PENYAKIT HATI, HIPERTENSI & STROKE DENGAN MENJAGA HATI

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13738586401262911369

Kata hati sering kita dengar terutama pada bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini, pada awal Ramadhan diantara kita mungkin ada yang mendapatkan SMS dari kerabat dengan bunyi “mari sucikan hati atau bersihkan hati untuk menyambut bulan suci ramadhan”.

Kata “hati” juga sering digunakan oleh para ustadz dalam memberikan ceramahnya dan menganjurkan agar kita semua  menjaga dan memelihara “hati” kita dari penyakit hati. Penyakit hati biasanya mempunyai makna negatif misalnya iri, dengki, jengkel, dendam, marah dan lain-lain. Namun sayangnya jarang sekali kita mendengar penjelasan mengenai apa itu “hati” dan dimana itu “hati”. Pada hal harusnya kita terlebih dahulu memahami dan mengerti apa itu “hati”  sebelum kita menjaganya, bagaimana mungkin kita bisa menjaga sesuatu yang kita tidak ketahui dan tidak mengenalnya.

Dalam bahasa kedokteran atau bahasa kesehatan secara umum kata “hati” dikenal dengan hepar atau liver yang berada di bawah tulang rusuk depan sebelah kanan.

Apakah “hati” ini yang mereka maksudkan?. Beberapa orang mengatakan bahwa hati adalah sesuatu yang tidak berwujud atau immateri tapi dipercaya keberadaannya. Tapi apakah benar demikian adanya?. Hal ini harusnya dipikirkan kembali dengan beberapa alasan atau penjelasan berikut:

1. Rasulullah saw telah bersabda:

Ketahuilah bahwa di dalam tubuh kita terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh anggota tubuh karenanya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh seluruhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadist ini dapat disimpulkan bahwa hati berbentuk segumpal daging

2. Dalam riwayat yang lain, Imam Muslim mengisahkan sebagaimana riwayat dari Anas bin Malik a.s, beliau berkata:

Sesungguhnya Jibril mendatangi Rasulullah saw ketika beliau sedang bermain dengan anak-anak sebayanya, lalu mengambilnya dan meletakkannya di tanah dan membelah dadanya. Kemudian mengambil hati beliau dan mengeluarkan gumpalan darah hitam daripadanya. Jibril berkata, “Ini bagian syaitan dari tubuhmu”. Lalu Jibril mencucinya dengan air zam-zam di dalam bejana emas. Setelah itu menjahit dan mengembalikan hati (qalbu) beliau ke tempat semula… Anas berkata lagi, “Saya telah melihat bekas jahitan di dada beliau. (HR. Muslim)

Dari riwayat ini sudah menjelaskan keberadaan “hati” yaitu didalam dada.

Dalam Al-quran dan hadist kata  yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “hati” adalah “qulub” atau “qalb” yang ternyata arti harfiahnya dalam bahasa anatomi adalah jantung atau dikenal dengan cor atau cardio  ataupun  heart, bukan hati yang berarti “hepar” atau “liver”.

Jantung (hati) adalah organ yang sangat vital keberadaannya, tak ada satu orang pun yang bisa bertahan hidup tanpa jantung dan merupakan penyebab kematian secara tiba-tiba. Fungsi jantung secara umum adalah mengambil/ mengumpulkan darah dari seluruh tubuh kemudian dibawa keparu-paru untuk diisi dengan oksigen kemudian dikembalikan lagi keseluruh tubuh. Tak ada satu tetes pun darah yang mengalir dalam tubuh kita yang tidak melewati jantung, apabila ada bagian tubuh yang tidak mendapatkan jatah atau pembagian darah maka akan menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan.

Pada saat sekarang ini ada beberapa orang yang berpendapat bahwa jantung (Qalb) adalah pusat akal dan pikiran, apabila hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah maka semakin terbuktilah nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Al-quran dimana dalam salah satu surah   dinyatakan: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguh-nya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al-Hajj ayat : 46).

Penyakit jantung (hati) seperti iri, dengki, suka bermusuhan, pemarah, jengkel pendendam dan lain-lain  apabila berlangsung lama atau sering maka akan menyebabkan jantung bekerja ekstra memompa darah yang banyak,  dan dalam jangka waktu yang lama atau sering akan mengakibatkan tekanan darah menjadi naik atau HIPERTENSI. Pada orang yang suka marah atau jengkel pasti jantungnya sering berdetak kencang dan dadanya bisa jadi terasa sesak, coba perhatikan pada saat anda sedang marah atau sangat jengkel coba letakkan tangan kanan anda pada dada agak sebelah kiri pasti denyut jantung anda akan bertambah lebih cepat dan kuat, hal ini disebabkan karena jantung anda sedang memompa darah lebih banyak dan ini tentunya sangat tidak baik dan tidak normal karena kebutuhan darah hanya akan bertambah secara normal apabila kita melakukan olah raga ataupun aktifitas fisik. Dalam bahasa kesehatan ini adalah indikator sistem saraf autonom (saraf yang bekerja sendiri diluar kendali) bagian simpatis sedang aktif, hal ini dapat berlaku sebaliknya apabila anda terharu, sedih atau menangis maka denyut jantung anda akan lambat dan lemah ini adalah indikator aktifnya sistem saraf autonom bagian parasimpatis.

Apabila Tekanan darah tinggi terjadi misalnya karena marah atau jengkel atau tersinggung hal ini dapat berakibat fatal apabila saluran pembuluh darah juga terdapat endapan-endapan lemak misalnya kolesterol, keberadaan kolesterol dalam saluran pembuluh darah akan memperparah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit hati (iri,dengki, hasut, sifat mudah bermusuhan, dendam dan lain-lain). Apabila ada zat beku darah yang menghalangi darah atau terperangkap pada dinding pembuluh darah yang sempit, atau banyaknya endapan lemak dipembuluh darah sehingga menyempitkan saluran darah, hal ini dapat mengakibatkan kematian jaringan pada jaringan yang tidak mendapatkan suplai darah,  misalnya pada pasien STROKE yang mana ada pembuluh darah diotaknya yang mengalami sumbatan atau bahkan robek sehingga otak yang harusnya disuplai dengan darah tidak mendapatkan darah dan akhirnya rusak.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah “hati” sebenarnya adalah jantung dan mari kita menjaga jantung kita agar bekerja secara baik dan tidak berlebihan tanpa adanya suatu aktifitas fisik dengan menjaga diri kita dari penyakit-penyakit yang selama ini orang kenal dengan penyakit hati seperti sifat pemarah, sifat mudah bermusuhan, jengkel, pendendam, iri dan dengki, suka memprovokasi, sombong dan angkuh, karena hal ini dapat menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor pemicu terjadinya Stroke. Stroke dan penyakit jantung adalah penyakit pembunuh nomor satu saat ini, stroke juga merupakan penyebab kecacatan tertinggi selain kecacatan akibat trauma atau kecelakaan.

---Wallahu alam---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline