Banyak orang mengenal sekolah yang bernama SMA Kolese Kanisius sebagai sebuah sekolah Katolik. Akan tetapi, banyak yang tidak mengetahui apa saja kesulitan yang telah dilalui oleh sekolah itu, agar bisa mencapai titiknya hingga saat ini. Kanisius sendiri telah menjadi salah satu lembaga pendidikan dan penerbitan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Didirikan pada 1 Juni 1927 oleh Pastor Frans van Lith, SJ dan beberapa rekan Jesuit, Kanisius memiliki visi untuk memajukan pendidikan di tanah air. Sekolah luar biasa ini terus menerus maju, dan juga terus menerus berusaha agar tetap relevan di masa modern ini. Maka dari itu, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perbandingan sekolah ini pada masa lalu, masa kini, dan juga masa depan?
Pada masa lalu, Kolese Kanisius bisa dikatakan sebagai sebuah sekolah yang kecil. Kolese Kanisius yang baru itu lebih fokus pada penyediaan buku-buku pelajaran untuk sekolah-sekolah Katolik dan institusi pendidikan lainnya, dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya, yang berfokus pada pengajaran dan pemberian informasi langsung kepada para siswanya.
Dilihat dari situs resmi Kanisius Pada masa itu, ketersediaan buku pelajaran yang berkualitas masih sangat terbatas, sehingga Kanisius hadir untuk mengisi kekosongan tersebut dengan cara mencetak buku dengan muatan lokal dan nilai-nilai keagamaan yang relevan dengan konteks masyarakat Indonesia saat itu. Bisa diketahui bahwa masyarakat Indonesia pada saat itu sangat kekurangan informasi, jadi Kanisius ini menjadi sarana pemberi informasi bagi mereka semua.
Selain penerbitan buku, Kanisius juga merupakan sekolah yang menanamkan pendidikan karakter serta pengembangan intelektual dan spiritual kepada murid-muridnya. Sekolah Kanisius ini dikenal dengan kualitas pendidikannya, menekankan disiplin, serta penanaman nilai-nilai seperti integritas, kerja keras, dan keadilan. Ada juga keunikan dari sekolah ini, yaitu menerapkan sistem pendidikan yang cukup militer karena siswanya laki-laki semua.
Pada masa kini, Kolese Kanisius sudah berkembang menjadi sebuah sekolah yang lebih besar dan lebih bagus dibandingkan dengan sosoknya dahulu. Sekolah ini sudah berkembang jauh dengan banyak sekali perubahan pada metode-metode pendidikannya. Akan tetapi, tradisi pendidikan semi-militer dan siswa laki-laki semua terus digenggam erat oleh sekolah ini.
Kolese Kanisius juga berusaha agar bisa tetap eksis dan terlihat menarik serta inovatif di dunia berkembang ini dengan menjalankan beraneka ragam kegiatan yang dapat menarik perhatian para calon siswa, atau biasa disebut dengan Kanisian. Beberapa dari kegiatan itu bisa meliputi CC Cup, Canisius Expo, dan sebagainya.
Kegiatan yang akhir-akhir ini cukup menarik akhirnya bisa menarik aneka ragam calon siswa, dan dengan berusaha mengembangkan fasilitas-fasilitas pendidikannya, mereka berhasil untuk terus mengikuti perkembangan zaman walau merupakan salah satu sekolah tertua di Indonesia. Fasilitas-fasilitas ini bisa berupa gym, adanya smartboard yang baru di setiap ruang kelas, dan hal-hal lain yang meningkatkan rasa kondusif dalam kegiatan belajar mengajar.
Walaupun begitu, tentu akan ada perubahan besar di masa kedepannya. Kolese Kanisius harus bisa terus menjaga eksistensi mereka dan berusaha agar terus bisa bersaing dengan sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan ternama lainnya. Kolese ini harus bisa berusaha agar terus mengembangkan segala fasilitas-fasilitas mereka dan juga mengembangkan ilmu-ilmu yang mereka ajarkan, dengan tujuan agar memberikan informasi terbaru dan terpercaya sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari sebab itu, para Kanisian dan para tenaga pengajar di sekolah ini harus bisa mengembangkan mutu dan kualitas dari sekolah ini, agar tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah lainnya. Beberapa ide yang menarik bisa seperti Virtual Reality Learning yang merupakan pembelajaran menggunakan alat VR, ataupun memperluas kerja sama global agar bisa memperoleh peralatan digital terbaru, dengan fungsi meningkatkan mutu pembelajaran.