Lihat ke Halaman Asli

Vivit Evi

GURU SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Terbungkus Senyum

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada mangkuk kecil disana. Katanya berisi kebenaran. Ketika ku Tanya, milik siapa itu?

Itu milik Tuhan, jawaban yg lirih terdengar.

Lamat-lamat terdengar suara isak tangis, namun tidak kutemukan disini wajah sendu dan air mata. Lantas siapa dan dimana yang menangis?

Lonceng pun ditabuh keras, tangis itu berlalu. Lantas siapa lagi yang menabuh? Kembali tangis itu terdengar, kini semakin menggema. Memenuhi gendang telinga.

Kembali tangis itu terdengar. Siapa gerangan yang menangis lagi ini? Tak jua ada jawaban menyapa. Justru tangis itu berbalok seperti batu. Menghujaniku, melempariku. Perih berasa. Kucubit kulit tanganku, kulit jari-jariku, kulit pipiku, kulit kepalaku bahkan kuku panjangku. Masih indah.

Hmmmm,,,_

Keadaan berceritadengan diam, berbisik padaku:

“Izinkan saya meminjam hatimu, bahwa isakan tangis menggema itu darimu, hatimu terjurang”

Dan benar adanya, tanganku ikut bergetar memegang dada ini. Isakan itu semakin menderu, bagaimana dengan senyum ini?

Saat yang sama, tiba-tiba air mata jatuh berlinang dipipiku mengalir, terus mengalir sampai entah kapan akan berujung?

Akupun menyadari dalam kemarin aku membungkus tangis ini dengan senyuman.

Surabaya, 05 oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline