Lihat ke Halaman Asli

philips kabelen

Engineering

Kelamnya Politik Kekuasaan di Indonesia

Diperbarui: 23 November 2024   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Refleksi Akhir Tahun 2023 ini, kita menghadapi masa-masa kampanye Menjelang pesta demokrasi 5 Tahunan di Republik Indonesia ini yang akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024. Ya Pesta Demokrasi besar-besaran atau PEMILU dalam rangka memilih Presiden, dan Anggota Legislatif.

Setiap Warga Negara berhak untuk dipilih dan Memilih. Pertanyannya apakah semua warga negara Indonesia benar-benar antusias dalam menentukan pilihannya?

Untuk menjawab itu mari kita analisa bersama :

1. Politik Kekuasaan di Indonesia telah banyak menimbulkan antipati terhadap politik bagi masyarakat. Ya karena setiap pesta demokrasi pasti banyak janji-janji, gagasan, yang diutarakan oleh para Capres-Cawapres, maupun Caleg-Caleg. Namun Setelah terpilih belum tentu terealisasi janji-janji kampanye mereka terhadap masyarakat.

2. Money Politic masih berlaku di indonesia, dan masyarakat lebih memilih orang yang memberikan mereka uang pada saat kampanye. Karena sebagian masyarakat tau bahwa setelah mereka terpilih dan duduk diatas sana belum tentu mereka akan melihat kebawah lagi.

3. Perang Gagasan juga hanya sebatas retorika belaka, karena kepentingan setelah mereka terpilih pasti akan berubah-ubah. Kebanyakan Gagasan hanyalah omongan manis di mulut untuk membuktikan seberapa pintar dan seberapa hebat berlogika, bernarasi, berargumentasi dalam debat atau diskusi. Namun semua Idealisme yg disebutkan dalam janji-janji kampanye itu terkadang terpatahkan juga oleh kepentingan politik elit-elit diatas setelah mereka terpilih nanti.

4. Kebanyakan Kepentingan Partai Politik masih menjadi yang Utama setelah Capres-Cawapres atapun para Caleg Terpilih nanti. Terkadang kepentingan Partai Politik yang didahulukan daripada kepentingan Rakyat. Ini yang menjadi masalah terbesar dalam Negara Demokrasi seperti Indonesia ini.

5. Menjamurnya Partai Politik di Indonesia dengan berbagai macam koalisi untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden/ wakil presiden terkadang juga berimplikasi pada permintaan jatah kekuasaaan dalam pemerintahan untuk posisi-posisi strategis, seperti Posisi Menteri, Dan lain-lain.

Kelima hal diatas dari politik kekuasaan di indonesia inilah yang mungkin menyebabkan sebagian besar masyarakat indonesia Antipati atau kurang antusias dalam mengikuti pemilu. Hal ini juga yang mendasari atau menjadi pertimbangan semua warga negara baik tua maupun muda untuk memilih atau mencoblos yang benar-benar bisa diharapkan dapat memperbaiki indonesia ke depannya.

Selain itu ada pertimbangan lain dalam memilih kandidat, antara lain banyak hal positif yang dapat masyarakat dapatkan dari tiap kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilu. Dapat dilihat dari rekam jejak tiap kandidat, pengalaman memimpin, prestasi yang sudah atau pernah mereka capai. Apalagi jaman sekarang sudah berbasis teknologi, bisa diliat rekam jejak seseorang kandidat melalui internet, tv, dan lain-lain.

Balik Lagi bahwa pesta demokrasi ini harus dijalankan, suka atau tidak suka kita tetap harus memilih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline