Da'i kontroversial asal India, Zakir Naik, memicu kemarahan Malaysia setelah memberi komentar yang menganjurkan pengusiran etnis Cina dari negara tersebut. (Baca beritanya di sini.)
Komentar itu disampaikannya dalam sebuah acara dialog keagamaan di Kota Baru, Kelantan (8/8). Saat menjelaskan bagaimana Islam menyebar secara damai di Malaysia melalui para pedagang, tiba-tiba dia menyinggung status pendatang etnis Cina dan India.
"Kemudian Anda mendapati warga China datang, warga India datang, warga Inggris datang. Mereka adalah tamu baru kita," ujarnya.
Ia melanjutkan, "Anda tahu, seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga Cina adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu."
Dalam acara yang sama, Zakir Naik juga mengatakan bahwa penduduk Hindu di Malaysia lebih memercayai pemerintah India daripada Mahathir Mohamad.
Seperti di Indonesia, SARA merupakan persoalan yang sensitif di Malaysia. Dari sekitar 33 juta penduduk di sana, 60 persennya adalah Muslim. Selebihnya didominasi etnis Cina dan India, yang beragama Hindu atau Sikh.
Kontan saja, komentar-komentar rasial tersebut mendapat respons keras dari seluruh penjuru. Tagar #ZakirNaik menduduki peringkat ketiga Twitter Malaysia pada hari Rabu (14/8) menyusul kontroversi tersebut.
Setidaknya empat orang menteri langsung melayangkan nota keberatan kepada PM Mahathir. (Baca di sini.)
Dikutip dari situs Aljazeera, Menteri Komunikasi dan Multimedia, Gobind Singh Deo berkata, "Kami telah menegaskan posisi kami, bahwa kita harus mengambil tindakan agar Zakir Naik tidak lagi diizinkan tinggal di Malaysia."
Ia menambahkan, "Kami telah menyerahkan kepadanya (Perdana Menteri) untuk mempertimbangkan posisi kami dan memutuskan secepat mungkin apa yang harus dilakukan untuk menangani persoalan ini."