Lihat ke Halaman Asli

Stop Diskriminasi ODHA

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


"ODHA juga manusia kok, nggak usah takut untuk bertatap muka, nggak usah menyimpan senyum, nggak usah takut untuk bersentuhan, berjabat tangan, cium pipi kiri cium pipi kanan, aman kok. Mereka sama seperti kita.  Sama-sama mahluk sosial yang butuh satu sama lain. So, untuk apa takut kalau kamu tahu dia ODHA. Nyantai aja lagi ... "


Oleh : Septian Siagian

Orang dengan HIV-AIDS atau istilah akrab bagi kita adalah ODHA. Kalau ada seseorang bertanya : Siapa sih yang mau terkena HIV-AIDS?, pasti jawabannya tidak ada yang mau. Kenapa?, yah karena virus ini membuat tubuh kita melemah dalam waktu kurang dari 10 tahun dan saya rasa sampai saat ini belum ada vaksinasi atau obat yang mampu mengeluarkan ODHA dari virus yang menyerangnya. Walau pun ada hanya sebatas obat pereda, seperti ARV (Antiretrovirus) atau juga buah dewa yang ada di Wilayah Indonesia bagian Timur yang mereka percaya bisa menyembuhkan ODHA. Namun, faktanya belum ada medis yang menjamin akan hal itu. Ditambah lagi dalam berita IPTEK beberapa hari belakangan tentang Peneliti Amerika yang menemukan vaksinasi HIV-AIDS. Objek penelitian mereka ialah monyet dan mereka membuktikan virus HIV yang dalam tubuh monyet ini bisa ditekan penyebarannya melalui vaksinasi pada awal pertama kali monyet itu terjangkit. Mengapa harus saat pertama kali terjangkit?, mereka menjelaskan pada saat itu virusnya masih sedikit dan saat itu pula vaksinasi bekerja lebih efektif. Penjelasan mereka malah menimbulkan pertanyaan besar yang belum bisa terungkap, yakni : Bagaimana mengenali ciri-ciri orang yang baru terjangkit HIV?.

Lepas dari pada vaksinasi, kita memasuki ranah manusiawi yang semua manusia pasti punya walau sedikit. Apa sih itu manusiawi?, semua orang memperbincangkannya tanpa mengerti dan memahami satu kata tersebut. Kalau anda cari di KBBI pasti ada, tapi belum menlingkupi pemahaman akan manusiawi. Menurut saya, manusiawi itu adalah segala sesuatu yang memiliki rasa simpati, empati dan kasih sayang. Mengapa saya berpendapat demikian?, karena saya berpaham dari Sang Pencipta. Iya membentuk manusia itu dengan tangannya sendiri, penuh ketelitian, kesabaran sampai ia memberikan nafas kehidupan sebagai bentuk dari simbol pemberi (empati). Tidak sampai disitu ia menciptakan kita, namun ia menciptakan satu dari bagian manusia itu yakni cinta. Itulah pemahaman saya akan manusia itu.

Tindakan diskriminasi terhadap ODHA adalah sebagai bentuk yang tidak manusiawi. Tidak ada rasa saling mengasihi, memberi dan mengampuni. Banyak dari kita yang suka menuangkan isi kepala kita kepada banyak orang dari apa yang kita lihat. Sampai orang-orang dengan ODHA pun menjadi perbincangan hangat bagi kita yang haus berbagi. Tidak peduli apakah ODHA akan dicemooh dalam lingkungan atau sesuatu hal yang membuat orang-orang sekitar menjauhi ODHA. "Mereka Tahu dan Mereka Menjadi Jauh", hal ini yang harus dirubah. "Mereka Nyata dan Mereka Butuh Kita", hal inilah yang harus kita lakukan. Tidak ada salahnya berbagi, tapi kita harus paham dan mengerti apa yang ingin kita bagi. Tidak untuk menjatuhkan, tapi sebagai acuan untuk kita saling bergandengan tangan.

Saya sekarang sedang fokus melakukan pendampingan di lembaga yang mengangkat isu HIV dan Narkoba khusus dibidang Harm Reduction (HR). Saya memulai kegiatan ini dari ilmu yang saya dapat di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU, Medan. Saya sebagai pendamping juga masih belajar untuk bisa menterjemahkan ilmu-ilmu yang saya dapat ke dalam lembaga ini dan saya kini sedang melakukan penelitian di Rumah Singgah Cordia Caritas Medan. Lembaga ini sedang mendampingi 400 lebih pengguna narkoba termasuk juga ODHA. Lembaga ini juga bekerja sama dengan lembaga HR lainnya, yakni Yakita, Galatea, Jarkon's, Medan Plus dan beberapa instansi pemerintahan.

"Mari memulai dari sesuatu hal di lingkungan yang kita anggap adalah masalah. Melakukan sesuatu hal untuk sebuah pelayanan tanpa memikirkan untung rugi, baik dalam materi, waktu atau tenaga."
HENTIKAN DISKRIMINASI TERHADAP ODHA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline