Lihat ke Halaman Asli

Why We should Get Out of Debt?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah ga sih punya hutang? Hutang seperti apa yang ‘baik’ dan ‘tidak baik’?

Hutang biasanya dikatakan baik jika hutang tersebut menghasilkan sesuatu yang value-nya meningkat seiring waktu (KPR), sedangkan tidak baik jika value-nya mengalami penurunan (hutang konsumtif/hutang kartu kredit/KTA, dll).

Namun pada dasarnya jika kita tidak memiliki kemampuan untuk membayar hutang tersebut, maka hutang apapun akan menjadi tidak baik. Hutang apapun akan membawa masalah dalam kehidupan kita.

Beberapa alasan utama kenapa kita harus keluar dari hutang :

  • Jika kita ingin memberi kita harus punya sesuatu untuk diberi

Jika uang kita habis untuk membayar hutang, maka apalagi yang bisa kita beri? Dengan terus berhutang pola hidup konsumtif atau belanja tanpa kendali menjadikan kita selalu ingin mendapatkan daripada memberi, padahal “lebih diberkati tangan yang memberi”.

  • Uang yang kita miliki saat ini, it’s not our money

Kita datang ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa dan akan kembali seperti itu juga. Jadi apa yang kita miliki saat ini adalah suatu berkat dari Tuhan, suatu tugas atau kepercayaan yang diberikan olehNya agar bisa kita pergunakan untuk hal-hal yang baik, berbuah bagi diri kita dan sesama.

  • Hutang bisa menjadikan kita terikat

Ada tertulis “Barangsiapa berhutang ia menjadi hamba bagi yang memberi hutang” Jika anda merasa mampu dan ingin menjadi tuan atas diri anda sendiri maka berhenti menggantungkan diri pada pihak lain.

  • Hutang bisa membuat keadaan keuangan kita ‘tidak sehat’

Dalam perencanaan keuangan sebelum masuk kedalam tujuan-tujuan keuangan yang lain, maka salah satu hal yang harus dibereskan terlebih dahulu adalah masalah hutang. Perlu alokasi dana yang harus disisihkan untuk menyelesaikan hutang yang ada.

Kita akan berubah jika pola pikir kita berubah, jika kita memandang hutang sebagai sesuatu yang wajar, maka kita akan terus menciptakan hutang-hutang baru, hutang akan menjadi suatu kebiasaan atau bahkan gaya hidup/life style. Tetapi jika kita merasa bahwa kita mampu hidup tanpa hutang, kita akan lebih aware dalam merencanakan dengan baik keuangan kita, pengeluaran mana yang seharusnya ada dan tidak, kita lebih bisa membedakan antara ‘butuh’ dan ‘ingin’.

Lebih bijaksana saya rasa jika kita menggunakan menggunakan prinsip “Menabung dulu baru membeli”daripada “Dikejar-kejar hutang”

Choose your lifestyle! In Debt or Debt free?

twitter id : @phien13

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline