Lihat ke Halaman Asli

Ku Tulis Dari Saat Ini

Diperbarui: 23 April 2021   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unsplash.com

Ku Tulis Dari Saat Ini

Hai? Apa kabar kamu? Mungkin hari ini belum mengetahui siapa yang kelak menemaniku di peliknya bahtera rumah tangga. Tetapi, sudah dipersiapkan segala kebutuhan terutama 'papan' yang nantinya kita dapat nikmati bersama. Iya, aku dan kamu. Bukan dia, apalagi mereka. Termasuk puisi. 

Benar, mulai membuat puisi khusus untukmu dari detik ini juga bahkan sudah sejak lama. Aku suka menulis, namun lebih suka menulis denganmu kelak. Ya berharap saja kamu suka juga dengan sastra agar kalau lagi gemes-gemesnya kita bisa buat buku deh. Hihihi.

Ayahmu masih bekerja saat ini? Atau sudah pulang? Coba bilang kepada ayah, bahwa nanti ada seseorang yang berani memintamu tanpa perlu memacari karena sangat yakin, pacaran hanya buang-buang waktu saja dan tentunya dilarang dalam agama islam ini. 

Tenang, kita dapat saling mengetahui karakter melalui sahabat, tetangga, keluarga, dan hal lain yang berkaitan. Maka dari itu, kalau sudah siap meminangmu, harus meyakinkan diri dengan shalat istikharah terlebih dahulu. Kenapa? Ya, karena ingin memastikan bahwa kamu benar-benar layak untukku dengan izin Allah.

Nah, selanjutnya baru deh cari informasimu yang bisa didapatkan dari yang disebutkan tadi. Kita masih bisa mengobrol kalau memang hal itu penting banget untuk dibicarakan. Setelah itu akan terbuka deh jawaban, apakah kamu pantas untukku perjuangan ataupun tidak. 

Ini ceritaku ketika berta'aruf yang syar'i denganmu nanti. Mau meluruskan saja sih kalau di luar sana banyak yang berkata "kita ta'arufan kok" tapi nyatanya malah berduaan secara daring bahkan sering ketemuan. Waduh belajar tentang taarufnya belum selesai mungkin ya.

Kembali lagi menyoalkan puisi nih. Kamu suka puisi tema apa? Larik dan baitnya yang bagaimana? Ya, berharap kamu suka karyaku nanti.

Puisi ini dirancang dengan penuh kehati-hatian, penuh suasana bahagia, dan penuh kata-kata yang semoga saja kamu suka nantinya.

Jangan dicela kalau ternyata kamu kurang suka, dicubit aja. Hihihi. Biasanya cubitan perempuan yang sedang gembira itu lucu loh apalagi kamu. Iya, kamu.

Oh iya, kabar hati bagaimana? Masih tersisa masa lalu? Sudah berdamai? Atau menungguku berbincang dengan ayah? Pertanyaan terakhir pasti langsung mual kalau lagi makan. Hahaha. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline