Lihat ke Halaman Asli

Phadli Harahap

TERVERIFIKASI

Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Keterbatasan Bukan Halangan bagi Ratih Menggapai Masa Depan

Diperbarui: 13 September 2016   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratih, Sumber Foto: Dikdik, Sahabat Anak Anak Nusantara

Tulisan ini diolah dari tulisan Kang Ipong, tentang seorang murid SD bernama Ratih Indriyani yang tetap semangat terus mengenyam pendidikan, meskipun didera penyakit kelumpuhan yang membuatnya berjalan dibantu dengan tongkat dan penyakit paru-paru basah.

Ratih masih berumur 13 tahun saat ini. Dia adalah seorang siswi kelas 6 di 6 SDN Kuta Luhur Kp Cijangkar Desa Bantar Kalong Kec warung kiara Kab Sukabumi. SDN Kuta Luhur berada diatas ketinggian 700 m di atas permukaan laut yang berjarak sekitar 13 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi.

Sosok Ratih adalah contoh anak yang terus menuntut ilmu, meskipun menderita lumpuh sekaligus paru-paru selama 6 tahun. Untuk kegiatan sehari-harinya, tongkat menjadi sahabat setia selama berkegiatan di sekolah dan kegiatan sehari hari.

Melihat semangat Ratih untuk terus sekolah, Ayahnya tak mau mematahkan keinginan anakanya. Ayahnya selalu mengantar dan menjemput ratih dari sekolah. Laju motor untuk ke sekolah pun tidak mudah, karena harus menempuh jarak 3 km melalui areal perkebunan dengan akses jalan tanah merah nan licin dan berlumpur.

Akses menuju ke sekolah memang tidak mudah untuk sebagian besar anak-anak sekolah di negeri kita. Sang Ayah selalu berdoa hujan jangan sampai turun ketika dia menuntun anaknya menuju sekolah, karena perjalanan akan semakin berat mengingat kondisi fisik jalan akan semakin parah dan sulit dilalui. Selain itu hujan yang turun juga membuat sang Ayah begitu khawatir akan nasib Ratih, karena mempengaruhi kondisi kesehatan Ratih yang sangat rentan yang menginap penyakit paru-paru. Kalau sudah begini, Ayahnya memilih untuk meliburkan Ratih daripada menyaksikan anak yang dicintainya dengan kondisi yang semakin lemah.

Perjuangan Ratih untuk meluaskan cakrawala dan pengetahuan dengan terus bersekolah membuat Ayahnya merelakan sebagian aktivitasnya terhenti. Beliau sangat memikirkan mimpi dan cita-cita anaknya. Bagaimana pun Ratih adalah gambaran dari masa depan kehidupan bagi keluarganya. Kebahagiaan Ratih untuk terus sekolah harus dipikul sampai dia bisa melihat ruang keberhasilan untuk masa depannya.

Masa Depan Terpancar Pada Diri Ratih

Selama ini, Ratih mampu mengikuti semua materi pelajaran dengan baik. Kemampuannya menyerap mata pelajaran tak berbeda dengan teman-teman lainnya. Kecuali, kegiatan belajar olahraga. Ratih merasa kesulitan untuk bergerak bebas layaknya teman-teman sekelasnya. Ratih selalu ceria dalam kesehariannya di sekolah dan menunjukkan kekuatannya dengan selalu tersenyum saat bermain bersama teman-temannya.

Keterbatasannya dalam melangkah bukan halangan baginya dan suara parau yang nyaris hilang direnggut penyakit paru-paru tampak bukan penghalang berarti dan tak bisa memupus semangatnya untuk terus sekolah. Hanya saja, Ayahnya terus berharap semesta terus mendukung kegiatan anaknya dengan cuaca cerah, agar Ratih memiliki kesempatan yang lebih lama berada di sekolah seperti teman-temannya.

Ratih menunjukkan bahwa semangat itu harus datang dari dirinya sendiri. Atas bantuan orang tuanya, Ratih ingin menunjukkan kalau dia juga bisa menciptakan masa depan bagi dirinya sendiri. Dari sosok Ratih bisa diambil pelajaran, kalau dunia pendidikan sangat penting untuk meraih kemajuan untuk masa depan.

Mari Mendukung Semangat Ratih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline