Lihat ke Halaman Asli

Phadli Harahap

TERVERIFIKASI

Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Anda Gugup Menghadapi Wawancara Kerja? Coba Lakukan Hal Ini

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin kemarin (8/12/2014) adalah hari yang sangat mendebarkan. Saya harus menghadapi tahapan wawancara untuk satu posisi lowongan kerja. Benar-benar gugup bukan kepalang. Sebelumnya, saya biasanya ditawari langsung pekerjaan oleh teman tanpa embel-embel wawancara. Jadi tinggal mengetahui posisi, mempelajari tugas pokok pekerjaan, dan menyanggupi pekerjaan yang akan ditungaskan. Lalu, Saya serta merta terlibat dalam pekerjaan tersebut.

Namun, kali ini benar-benar berbeda, saya harus diwawancarai. Kalau gagal, jadilah saya terus berleha-leha di rumah. Walau pun sudah bosan rasanya untuk terus tinggal di rumah, setelah beberapa bulan tidak bekerja. Maklum, saya ini pekerja freelance kambuhan. Meski begitu saya tidak mau dipermainkan nasib dan tidak mencari cara mengatasi kegugupan ini. Yang namanya keinginan dengan didukung oleh upaya maksimal tentu akan berhasil, itulah yang saya pikirkan. Setelah serius membaca TOR (Term Of Reference), beberapa hari. Gugup tak kunjung usai. Namun syukurnya, beberapa teman yang mengetahui saya sedang melamar pekerjaan bersedia untuk membantu memberi tips dan saya melakukannya. Saat-saat seperti ini kehadiran seorang teman sungguh sangat berarti. Lalu apa tips dan apa yang saya lakukan?

1.Latihan wawancara bersama teman-teman sebidang pekerjaan yang akan dilamar. Sebelum hari senin hari wawancara (8/12/2014), pada hari minggu saya diajak untuk datang berkumpul ke rumah teman saya di Jakarta. Ternyata sedang ada perayaan ulang tahun di rumah tersebut dan berkumpullah beberapa orang yang berpengalaman dalam bidang pekerjaan yang ingin saya lamar. Disela-sela pesta kecil-kecilan, mereka melatih saya untuk diwawancarai. Beberapa orang berpura-pura menjadi panel (pewawancara). Setelah itu dilontarkanlah beberapa pertanyaan dan apesnya saya menjawab terputus putus. Mereka yang berpengalaman seyum-senyum melihat saya gugup.

2.Setelah latihan selesai, mereka memberi masukan dan saran, 1) sebelum diwawancarai lihatlah semua orang yang diwawancarai, agar kita bisa lebih percaya diri berbicara dengan mereka. 2) tataplah mata pewawancara alias kontak mata, fokuslah berbicara kepada orang yang bertanya, sambil sesekali melihat orang sekitar. 3) Jika ada pertanyaan tidak jelas, tanya kembali kepada penanya, “maaf bisa diulangi lagi pertanyaannya”. 4) Jika menjawab pertanyaan agak panjang dan untuk menjaga konsentrasi bisa minum sebentar atau berhenti 2-5 detik untuk berpikir kemudian menyusun jawaban. 5) tetap focus terhadap pertanyaan, jangan sampai yang ditanya soal pengalaman kerja, anda malah menjawab keinginan mendapat gaji besar. Ups, masih ada saran-saran lainnya. Silahkan lanjut membacanya.

3.Tibalah hari dan saat proses wawancara. Masih ada beberapa tips lainnya. Inilah yang saya lakukan untuk mengatasi kegugupan ketika pengalaman pertama diwawancarai.

1)Sebelum wawancara saya singgah dulu ke kamar mandi/ toilet. Meski tidak mau buang air alias kencing. Saya mencuci muka. Jika anda mau buang air, buang airlah. Karena proses wawancara bisa memakan waktu hingga 1 jam lebih.“Singgah” ke toilet ini penting untuk membangun kepercayaan diri sebelum wawancara.

2)Setelah itu. Saya menunggu dipanggil ke ruangan. Ketika dipanggil, saya menarik napas sebentar. Lalu masuk dengan langkah pasti sembari tersenyum hingga masuk ke ruangan. Ingat jangan tersenyum berlebihan, karena malah menakuti pewawancara nantinya.

3)Ketika masuk ke ruangan, saya lihat seisi ruangan. Ini dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru dan membangun tingkat kenyaman ketika berhadapan dengan orang. Setelah saya merasa tenang, saya menjadi lebih santai ketika mulai menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Sebelum duduk, upayakan menyalami satu per satu pewawancara.

4)Seperti saran teman saya, saya menjawab pertanyaan sembari menatap mata lawan bicara sembari melihat kepada pewawancara lainnya. Pada saat itu ada 4 orang pewawancara yang bertanya dengan fokus pertanyaan yang berbeda.

5)Ketika menjelaskan jawaban usahakan suara anda didengar oleh pewawancara. Jadi suara tidak terlalu keras atau pun malah terlalu pelan. Jaga ritme berbicara anda, tidak terlalu cepat atau malah lambat sekali (jangan sampai dikira telat mikir). Saya melakukannya dan saya pikir pewawancara memahami apa yang saya jawab.

6)Disela-sela wawancara, saya minum air putih (jika ada), ini menjaga ketenangan.

7)Syukurnya proses wawancara selesai dengan aman dan damai. Rasa gugup yang tadinya 100 %, tinggal 10 % ketika saya lakukan semua tips diatas. Setelah pewawancara menyelesaikan semua pertanyaan, lega rasanya. Saya mengucapkan terima kasih dan menyalami satu per satu pewawancara. Jika pewancara mempersilahkan anda mengajukan pertanyaan, silahkan beri pertanyaan apa-apa yang dianggap penting berkaitan kelanjutan proses penerimaan lowongan pekerjaan yang sedang dilamar.

Ya, sekian tips dan cara saya mengatasi kegugupan ketika menghadapi proses wawancara. Alhamdulillah suasana wawancara tidak seseram yang saya bayangkan dan betapa senangnya saya, aya sudah dikirimi email soal kelanjutan pekerjaan yang dilamar. Hore, saya bisa bekerja kembali. Padahal mereka bilang menunggu hingga dua minggu. Namun, diminggu yang sama sudah ada konfirmasi kalau saya diterima untuk mengisi posisi pekerjaan yang kosong. Jika anda ingin mencoba, silahkan dilakukan. Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline