Lihat ke Halaman Asli

Lagu “Terimakasih Ibu” Dari Pramono Edhi Wibowo Untuk Seluruh Ibu di Dunia

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ibu merupakan hari penghormatan kepada Ibu diseluruh dunia. Jasa yang tak tergantikan dari seorang ibu merupakan sesuatu yang luar biasa. Ibu di seluruh dunia tentu berjuang untuk anak-anak mereka. Mulai dari mengandung selama 9 bulan, melahirkan dengan susah payah bahkan mempertaruhkan nyawa, menyusui, mendidik merawat dan membesarkan. Maka sudah seharusnya seorang Ibu memiliki kedudukan yang sangat amat patut untuk dihormati.

Di Indonesia hari ibu diperingati tiap tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai Hari Perayaan nasional. Sementara itu, di Amerika serta 75 negara lainnya semisal Australia, Italia, Kanada, Singapura, Hongkong, Belanda, Malaysia, Jepang, Taiwan dan lainnya Hari Ibu diperingati pada pertengahan bulan Mei. Hari tersebut memeringati aksi aktivis sosial Julia Ward Howe yang mengajak para perempuan bersatu melawan perang saudara pada 1870.Sedangkan di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah Hari Perempuan Internasional diperingati tanggal 8 Maret.

Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959 Tanggal 22 Desember menetapkan Hari Ibu Nasional hingga kini. Sejarah penetapan Hari Ibu tersebut tidak terlepas dari peran para pejuang perempuan Indonesia yang berkumpul untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia tanggal 22-25 Desember 1928 di Gedung Dalem Jayadipuran Yogyakarta. Pada kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut, terbentuklah Kongres Perempuan yang dikenal Kongres Wanita Indonesi (KOWANI). Oraganisasi perempuan sendiri sudah jauh ada tahun 1912 sebelumnya dan didilhami oleh beberapa tokoh nasional perempuan Cut Nyak Dhien, R.A Kartini, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Cut Nyak Meutia, Martha Christina Tiahahu dan lain-lain.

10 tahun kemudian yakni tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia ke-3 menetapan Hari Ibu. Berbagai isu perjuangkan oleh persatuan perempuan nusantara tersebut, mulai dari pelibatan perempuan dalam proses kemerdekaan, pembangunan bangsa, pendidikan perempuan, trafficking, perbaikan gizi anak dan perempuan bahkan hingga persoalan pernikahan di usia dini. Para peluang perempuan tersebut berupaya mengkaji persoalan kritis seputar perempuan Indonesia.

Begitu banyak cara ataupun karya yang biasa dilakukan di hari Ibu. Pramono Edhie Wibowo misalnya memiliki cara khusus untuk memberikan kado di Hari Ibu Nasional. Pramono Edhie Wibowo memberikan  sebuah kado berupa lagu bernafaskan pop dengan judul 'Terima Kasih Ibu' yang tentunya didedikasikan khusus kepada ibunda.

Menurut Pramono Edhie, Ibu merupakan sosok yang tidak tergantikan dalam hidupnya. jasa seorang ibu takkan bisa dibalas dengan apapun. “Ia merupakan perawat, selalu memberikan perhatian ketika kita sakit. Menjadi pendengar yang baik ketika kita mengeluh, dan selalu siap melakukan yang terbaik untuk membuat kita nyaman,” tutur Pramono Edhie.

Pramono mengingatkan agar pada momentum hari ibu ini semua pihak bisa terus mengingat peran penting dari seorang ibu. ''Jangan sampai kita lupa untuk menghargai dan berterimakasih atas semua hal yang telah mereka lakukan tanpa pamrih untuk kita,'' ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline