Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

Jurnalis

Adakah Pilpres 2019 akan Lahirkan Ratu Adil?

Diperbarui: 17 November 2018   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambu tritunggal (foto Alex Palit)

Di sini saya tidak ingin mengomentari anomali akrobatika politik pencak silat lidah yang dimainkan kedua kubu yang berkontestasi di Pilpres 2019, yang memang semakin nggak jelas juntrungannya.

Dari apa yang kita saksikan, adakah dari ciri-ciri semua itu menunjukkan bahwa panggung politik kita sedang memasuki "Zaman Edan" sebagaimana disebutkan ramalan Raja Kediri -- Prabu Jayabaya (1135 -- 1157). 

Justru yang jadi pertanyaan sekarang, di tengah realita politik yang kita saksikan hari ini, akankah Pilpres 2019 melahirkan kepemimpinan pemimpin "Ratu Adil" sebagaimana merujuk ramalan Prabu Jayabaya?

Dalam pemahaman masyarakat tradisionil persepsi tentang "Ratu Adil" sering digambarkan sebagai sosok pemimpin pencerah dan penyelamat yang mampu membawa kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, mengayomi dan mententeramkan sebagaimana menjadi tumpuhan harapan rakyat.  

Impian dan harapan akan datangnya pemimpin "Ratu Adil" itu sendiri mengacu pada ramalan Prabu Jayabaya.

Meski saat ini sudah zaman internet dan serba digitalisasi, namum begitu masih banyak di antara masyarakat kita meyakini keberadaan cerita mitos kepemimpinan "Ratu Adil".  

Adapun kemunculan cerita mitos 'Ratu Adil' ini senantiasa bergulir jelang pemilihan presiden.  Sudah tentu interpretatif istilah 'Ratu Adil' yag lahir dari produk budaya tradisionil ini ditafsirkan secara plastis dalam konteks zaman, zaman now.

Dalam ramalan Jayabaya disebutkan bahwa 'Ratu Adil' ini adalah sosok pemimpin yang ditopang atau merangkum tritunggal karakter kepemimpinan;

Pertama, berkarakter Satria Bayangkara yaitu sosok pemimpin yang memiliki kewibawaan dengan bersikap tegas, adil, mengayomi rakyatnya, juga berjiwa pemaaf terhadap lawan-lawan politiknya dengan spirit tepo seliro dan mikul dhuwur mendhem jero.

Kedua, berkarakter Satria Panandita adalah sosok pemimpin yang tidak korup, menjunjung nilai-nilai etika dan moralitas, religius, amanah dalam mengemban tugas demi kesejahteraan rakyat.

Ketiga, berkarakter Satria Raja adalah sosok pemimpin berjiwa negarawan yang mengabdi demi rakyat, bukan menjadi abdi negara demi kekuasaan yang korup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline