Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

Jurnalis

Bambu Petuk Alis Sungsang

Diperbarui: 25 Oktober 2017   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambu Petuk Alis Sungsang (Foto Alex Palit)

Di antara sekian banyak spesifikasi jenis bambu unik, bambu petuk (BP) menjadi primadona, salah satunya yaitu Bambu Petuk Alis Sungsang (BPAS). Tak heran bila bambu unik berjenis BP banyak diincar pecinta, kolektor dan pemburu (bolankers) bambu unik. Bahkan disebutkan bahwa apapun jenis bambu petuk masih menjadi primadona  bambu unik.

Ada yang meyakini bahwa jenis bambu unik dengan spesifikasi bentuk tertentu diyakini memiliki energi atau tuah bawaan alami, selain menyimpan pesan filosofi yang sangat mendalam sesuai keunikannya. Seperti halnya pada BPAS ini dengan spesifikasi keunikan yaitu ruas bawah yang menghadap ke atas sedangkan ruas atas menghadap ke bawah. 

Sesuai namanya, dalam khasanah ilmu ngaji deling, BPAS ini sebagai simbolisasi yang merepresentasikan bertemunya ruas bawah dan ruas atas yang berhadapan. 

Sebagaimana diungkap pengaji deling Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) Umi Badriyah bahwa jikalau seseorang mampu menjalankan laku sesuai yang disiratkan BP, maka orang tersebut akan mempunyai energi nyawijekne roso, bertemu atau menyatunya rasa antara bawah dan atas.

Lebih lanjut dikatakan, tak beda dengan BP, BPAS mensiratkan simbolisasi bahwasanya seseorang telah mengerti akan dirinya sendiri dari mana asal dan ke mana tujuanya telah tahu, atau bisa dikatakan dua dzat menyatu dalam satu ruang.

Itulah uniknya bambu unik, selain keunikannya bernilai artistik sebagai karya seni alami, ada yang meyakini bahwa bambu unik ini memiliki energi atau tuah bawaan alami.  Dan jangan kaget bila bambu unik memiliki nilai yang relatif mahal, tergantung spesifikasi keunikan juga tingkat kesulitan mendapatkannya. 

Seperti halnya bambu unik BPAS ini termasuk cukup langka alias cukup sulit untuk mendapatinya. Dan jangan heran bila dari sepotong BPAS asli alami dengan panjang 10 cm dan diameter garis tengah 4 cm ini dimaharkan Rp. 7 juta.

Dikatakan asli alami, karena bambu ini asli dari pohon, bukan hasil rekayasa berupa kerajinan tangan manusia. Maklum mengingat baik BP atau BPAS ini banyak diburu orang kolektor bambu unik, tak heran bila kemudian terjadi perekayasaan hasil kerajinan tangan yang dilakukan oleh spekulan bisnis bambu petuk untuk meraup keuntungan besar semata. Sementara yang bersangkutan tidak tahu atau tidak bisa membedakan antara mana BP asli pohon dan BP hasil kerajinan tangan. 

Yang pasti bentuk antara hasil kerajinan tangan dan asli alami terlihat beda. Kalau hasil kerajinan tangan cenderung rapi dan mulus, sedang yang asli tumbuh dari pohon kelihatan alaminya. 

Alex Palit, penyuka dan kolektor bambu unik, admin "Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara" (KPBUN)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline