Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

Jurnalis

Bambu Petuk Ini Dimaharkan Rp17 Juta

Diperbarui: 23 Oktober 2017   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambu petuk asli alami (Foto Alex Palit)

Di antara sekian banyak spesifikasi jenis bambu unik, bambu petuk (BP) menjadi primadona. Tak heran bila BP banyak diincar pecinta, kolektor dan pemburu (bolankers) bambu unik. Bahkan disebutkan bahwa bambu petuk adalah raja bambu unik.

Disebut rajanya bambu unik, selain jenis bambu unik ini dianggap memiliki energi atau tuah bawaan alami, BP ini menyimpan pesan filosofi yang sangat mendalam.

Sesuai namanya, dalam khasanah ilmu deling, BP ini merepresentasikan bertemunya semua rasa,  nyawijekne roso, menyatu rasa. "Jikalau seseorang mampu menjalankan laku sesuai yang disiratkan BP, maka orang tersebut akan mempunyai energi nyawijekne roso," kata Umi Badriyah, pengaji deling Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN).

Lebih lanjut dikatakan BP adalah simbol untuk manusia bahwasanya seseorang telah mengerti akan dirinya sendiri dari mana asal dan ke mana tujuanya telah tahu, atau bisa dikatakan dua dzat menyatu dalam satu ruang.

Dikatakan oleh pengaji deling Ki Astagina, di mana dalam bertemunya semua rasa ini bisa diterima dengan baik antara satu rasa dengan rasa-rasa lainnya yang saling bersinergi.

Sebagaimana dalam  kehidupan sosial. "Termasuk selalu bisa diterima dalam setiap pergaulan di mana saja dan kapan saja," ujar pengaji deling KPBUN yang berdomisili di Malang.

Mengingat untuk mendapatkan BP asli dari pohon sulitnya minta ampun, maka tak heran harga bambu ini terbilang cukup fantastik. Seperti pada BP asli alami dengan panjang 20 cm dan diameter garis tengah 3 cm ini dimaharkan Rp. 17 juta.

Dikatakan asli alami, karena bambu ini asli dari pohon, bukan hasil rekayasa berupa kerajinan tangan manusia. Maklum mengingat BP ini banyak diburu orang, tak heran bila kemudian terjadi perekayasaan hasil kerajinan tangan yang dilakukan oleh spekulan bisnis bambu petuk untuk meraup keuntungan besar semata. Sementara yang bersangkutan tidak tahu atau tidak bisa membedakan antara mana BP asli pohon dan BP hasil kerajinan tangan.

Yang pasti antara BP hasil rekayasa tangan dengan asli dari pohon akan tampak beda. BP hasil garapan kerajinan tangan cenderung tampak sempurna, misalnya ranting cabang pethuknya berpadu simetris, bahkan ada yang dibuat dengan pola ukiran segala.

Ditegaskan oleh Umi Badriyah, kalau wujud asli alami bambu petuk bahwa bambu petuk jalu (BPJ) sudah masuk kriteria BP. Sebab dari zaman ke zaman belum ada yang membuktikan seperti yang orang ceritakan tentang BP yang selama ini diceritakan dan digambarkan. Sebab sampai hari ini belum ada yang bisa membuktikan kebenaran cerita itu, paparnya lebih lanjut.

Sebagai bolankers kita bicara apa adanya yang kita ditemui dan dapatkan langsung di barongan. "Dan kalau mau tanya BP asli alami itu yang kayak apa, jawabnya ya petuk jalu," tandasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline