Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

Jurnalis

Putusan MK dan DKPP Disambut Dingin Pemilih Jokowi – JK

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1409239224846434960

[caption id="attachment_340060" align="alignleft" width="300" caption="(foto dok. Kompas.com)"][/caption]

Genap seminggu, di luar dugaan sebelumnya, ternyata hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terkait persidangan gugatan sengketa Pilpres 2014 disambut dingin oleh pemilih pendukung pasangan Jokowi – Jusuf Kalla. Euforianya tidak lagi segegap-gempita dan tidak seheboh lagi seperti pada saat merespon deklarasi kemenangan merujuk hasil quick count (9 Juli) dan real count hasil rekapitulasi nasional KPU (22 Juli).

Padahal kita tahu bagaimana semangat fanatisme pendukung Jokowi – JK dalam mendukung terhadap pasangan capres – cawapres ini. Beragam cara digerakkan dari serangan darat, laut, udara dan langit dengan segala euforia pencitraan dikerahkan guna memenangi pasangan No.1. Justru yang tak kalah menarik dari amatan yaitu ada semacam anti klimaks di kalangan pemilih Jokowi – JK dalam menyambut putusan MK dan DKPP, disambut dingin. Ada apa gerangan?

Menurut hasil survei yang akhirnya hasilnya sengaja tidak dipublikasikan memaparkan analisanya terkait putusan MK dan DKPP yang disambut dingin oleh pemilih Jokowi – JK;

PERTAMA; mereka sudah yakin dan memprediksikan bahwa gugatan sengketa Pilpres 2014 yang diajukan oleh Prabowo – Hatta tidak bakal menang, tetap akan memenangkan Jokowi – JK dengan mempertimbangkan penetapan hasil rekapitulasi KPU. Putusan ini juga tak lepas dari pertimbangan kepentingan politik pragmatis atas penetapan pemenang Pilpres 2014 yang sudah diumumkan oleh KPU. Makanya para pemilih Jokowi – JK menyikapi putusan MK ini adem-adem saja, euforianya tidak seheboh seperti saat deklarasi kemenangan dari hasil quick count atau rekapitulasi KPU.

KEDUA; drama persidangan gugatan sengketa Pilpres 2014 sejatinya telah membuka mata kita apa sebenarnya yang terjadi dalam pelaksanaan Pilpres 2014. Meski pada akhir putusannya MK memutuskan menolak keseluruhan permohonan gugatan terkait terjadi adanya kecurangan-kecurangan dan pelanggaran dalam pelaksanaan Pilpre 2014 yang diajukan Prabowo – Hatta, tapi setidaknya dari fakta-fakta yang diungkap dan terungkap di persidangan pada akhirnya rakyat yang kini sudah berpikir dewasa dan kritis (termasuk pemilih No.2) dapat menyerap, memilah dan menilai apa sebenarnya yang terjadi.

Mencuatnya kasus overlapping dari DPT, DPTb, DPK sampai prihal keabsahan tidaknya DPKTb dan lainnya, pada akhirnya juga membuka mata kita semua. Jangan-jangan di antara kita adalah bagian dari para pemilih spontanitas pengguna DPKTb dan lainnya yang digiring untuk memenangi pasangan capres – cawapres tertentu sebagaimana diributkan di sengketa Pilpres 2014. Mudah-mudahan kita bukan bagian dari pemilih yang terpedaya dan diperdaya oleh modus permainan sulapan DPKTb dan lainnya.

Dari fakta-fakta yang diungkap dan terungkap di persidangan, menjadikan putusan MK dan DKPP berakhir anti klimaks. Karena pada akhirnya rakyat tahu dan menyikapi secara kritis apa sebenarnya yang terjadi di balik realita persidangan sengketa Pilpres 2014 ini. Ini pula yang kemudian menjadikan pemilih Jokowi – JK menyambut putusan MK dan DKPP dengan dingin.

Semoga dengan analisis hasil survei ini tidak mengurangi semangat kegembiraan kita telah ikut berpartisipasi di pesta demokrasi Pilpres 2014 yang bersengketa di MK dan DKPP. Karena paling tidak di sini kita juga banyak mendapatkan pelajaran dan pembelajaran dari drama persidangan gugatan sengketa Pilpres 2014 untuk mengajarkan kepada kita lebih kritis lagi dalam menyikapi, apa sebenarnya yang terjadi. Semoga!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline