Cilacap - Merasa di batasi wartawan yang berjumlah 30 orang lebih dari berbagai media cetak, televisi, dan online melakukan aksi Walk Out (WO) saat Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly meresmikan Gedung dan Rusun Lapas kelas II A Karanganyar Nusakambangan, Kamis Siang (22/8).Aksi WO tersebut dikarenakan adanya pembatasan pengambilan gambar dan video oleh beberapa oknum petugas berbaju putih dan biru Kemenkumham. Tanda tanda akan terjadi hal yang tidak diduga tersebut sebenarnya sudah mulai ketika para tamu pejabat mulai berdatangan.
Ada salah satu wartawan di tegur saat mencoba mengambil gambar Kajati Jateng yang di wakili Kajari Cilacap saat akan menaiki kapal compreng menuju Pulau Nusakambangan. "Mas jangan foto foto, mau kajari kek atau apa, nanti saja,"katanya.
Pembatasan kembali terjadi saat Menteri dan para pejabat seperti Kepal BNN Pusat dan sejumlah pejabat menandatangani prasasti peresmian Lapas II-A Karanganyar Nusambangan dan rumah khusus bagi pegawai Lapas Nusakambangan. Salah seorang petugas yang berada di depan panggung sempat pula melarang wartawan lain. " Humas saja yang ambil mendekat," katanya.
Padahal untuk mengambil gambar para wartawan terhalang oleh crew internal kehumasan sehingga sebagian tidak pada posisi yang tepat untuk mendapatkan gambar dan video yang diharapkan.
Usai dari dalam penandatanganan prasasti, para wartawan mencoba untuk menunggi di lokasi yang akan di tinjau oleh menteri Yasonna, namun tetap ada pelarangan mengambil dalam jarak dekat. " Jangan dari dekat mas, jarak ambil 15 sampai 20, meter saja, "katanya.Karena merasa terlalu dikoreksi, tanpa dikomando para wartawan yang memang resmi di undang dan di bekali id card oleh panitia akhirnya melakukan aksi walk out dan langsung menuju bis pengantar media untuk ke dermaga. Bahkan saat menyebrang dengan kapal compreng pun para wartawan membayar ongkos sendiri sendiri sejumlah 5000 rupiah pada pemilim kapal. Sehingga acara konperensi pers yang telah disiapkan panitiapun ditinggalkan wartawan.
"Ini gak jelas mba, kalo kami dilarang mengambil gambar dengan tepat ya gak dapet dong, sementara kalo dari jarak jauh kami terhalang oleh barisan,"kata salah satu wartawan usai mendarat di dermaga.
Sebelumnya didalam bus, Munadinnoh, Staf Bagian Humas Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham yang ikut mengantar para wartawan menyampaikan permohonan maaf, bahkan hingga di dermaga.
"Semoga nanti ke depannya semua kegiatan berjalan lancar, teman-teman media juga bisa mengambil apa yang dibutuhkan, seperti foto dan video yang sesuai. Sekali lagi, saya mohon maaf,"katanya.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI