Lihat ke Halaman Asli

Ikhwan Wahyudi

membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

Geliat Gerakan Nontunai di Kota Padang

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak perlu berdebat panjang, bersitegang berjam-jam hingga ngotot untuk memutuskan bahwa transaksi nontunai memiliki banyak manfaat ketimbang pembayaran secara tunai.

Kendati untuk pengadaan awal sistem dan peralatan butuh investasi besar, namun tetap saja lembaga keuangan yang ada di Tanah Air berlomba membuat perangkat pendukung transaksi nontunai.

Lihat saja contohnya Bank Rakyat Indonesia yang saat ini menurut Direktur IT dan Distribusi Chanel Zulhelfi Abidin memiliki sekitar 21 ribu anjungan tunai mandiri yang harus diisi setiap tiga hari.

Tentu saja akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit belum lagi pengadaan sejumlah peralatan penunjang, namun berbagai lembaga keuangan akan berlomba membangun perangkat sebagai investasi.

Belum lagi berapa biaya yang harus dikeluarkan Bank Indonesia untuk merencanakan , merancang, mencetak, mendistribusikan, menarik hingga memusnahkan uang butuh biaya yang tak sedikit tentunya.

Akan tetapi dalam beberapa tahun ke depan kita akan menyaksikan bagaimana layanan keuangan akan semakin mengerucut dalam bentuk kasat mata sehingga uang kartal tak lagi menjadi suatu keharusan mengisi dompet kita.

Ini sejalan dengan apa yang diprediksi oleh pendiri Microsoft Bill Gates yang menyebut ”Banking is necessary, banks are not", yang kita perlukan bank tapi tidak dengan orangnya.

Apa yang diucapkan Gates itu agaknya semakin mendekati kenyataan karena hari ini sudah banyak muncul berbagai sarana yang kian memudahkan dalam bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai.

Sebut saja ada Paypall, Google Wallet, Apple Pay hingga Amazon Payment yang semuanya tidak diciptakan oleh bank melainkan para inovator dalam dunia digital.

Diperkirakan dalam 20 tahun ke depan profesi teller di bank hanya tinggal sejarah karena semua perannya telah tergantikan oleh transaksi nontunai, ditunjang sistem informasi teknologi yang cukup menggunakan jari dapat dioperasikan.

Agaknya ini yang menjadi latar Bank Indonesia kemudian meluncurkan Gerakan Nasional Nontunai pada 14 Agustus 2014, untuk mendorong masyarakat menggunakan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran nontunai dalam melakukan transaksi keuangan yang terus bergulir hingga saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline