Lihat ke Halaman Asli

Ikhwan Wahyudi

membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

Trans Berubah Menjadi Televisi Raffi Ahmad Nagita Slavina

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dua hari berturut turut menayangkan acara paling sakral bagi pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, stasiun televisi milik menteri koordinator perekonomian Chairul Tanjung itu layak dapat kepanjangan baru yaitu  Televisi Raffi Ahmad Nagita Slavina (TRANS)

Memang tidak ada yang salah dalam hal ini karena mereka berdua adalah publik figur dan  sudah menjadi kelaziman apa pun aktivitas yang dilakukan pesohor di negeri ini akan menjadi berita yang memiliki nilai jual tinggi.

Melongok pernikahan kedua insan yang tentu saja amat berbahagia itu membuat kita menyadari telah terjadi komersialisasi hal- hal yang bersifat privasi oleh televisi. Pertanyaan yang muncul kemudian pantaskah pernikahan selebritis yang menghabiskan biaya miliaran rupiah itu harus disiarkan berhari-hari bahkan secara penuh ? Apa manfaat tayangan ini bagi masyarakat ?

Bukankah ada orang-orang  di negeri ini yang saat menonton televisi ingin mendapatkan inspirasi dan nilai-nilai kemaslahatan. Tentu saja bagi yang bernada sinis akan mengatakan "kalau tidak suka jangan ditonton, gitu aja kok repot". Nada sinis seperti itu sah sah saja, namun tayangan itu berada diruang publik dan menggunakan saluran publik dimana setiap orang punya hak mengkritisinya.

Fenomena ini menunjukan betapa frekuensi siaran milik publik yang sangat berharga kini telah digunakan oleh pengelola  televisi untuk menyebarkan berbagai kesia-siaan. Bukankah  izin yang diberikan kepada pengelola stasiun televisi menggunakan gelombang udara milik publik, menjadikan pemiliknya bertanggung jawab terhadap  235 juta rakyat Indonesia.

Pada sisi lain betapa banyak pihak yang dengan semangat dan idealisme yang dimiliki antre ingin mendirikan stasiun televisi namun karena terbatasnya saluran akhirnya memendam niat tersebut.

Akankah hal ini terus terjadi, televisi kita menayangkan hal- hal yang kurang mendidik demi mengejar rating. Siaran televisi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi budaya dalam skala jauh lebih luas daripada media lainnya. Siaran televisi masuk ke ruang keluarga, bisa lebih dari 20 jam sehari, dan bisa dinikmati oleh siapapun tanpa peduli tingkat pendidikan dan usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline