Lihat ke Halaman Asli

Dia Bernama Naomi

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

TVONE-Pukul 20:45, Dalam acara kabar sepekan, seorang anak perempuan, lahir 7 tahun yang lalu secara prematur, dikandung hanya 5,5 bulan, dan dilahirkan dengan berat badan 950 gram dari seorang ayah dan ibu bernama Alfons dan Christine. Akibat prematur itu, Satu demi satu kelainan muncul. DIawali dengan kebutaan, kemudian ketulian, dan terakhir dengan cedera otak berat. Lehernya terus terkulai dan harus ditopang oleh tangan sang ibu. Dia tersenyum manis, dan dia bernama NAOMI. SURAT KEPADA NAOMI Naomi sayang, Saya tahu kau tidak akan pernah membaca surat ini dan juga tidak akan pernah mendengar surat ini dibacakan, dan juga tidaka akan pernah mengerti isi surat ini, karena memang surat ini saya tulis bukan untuk kamu, sayang !!! Surat ini saya tulis untuk semua kawan di Kompasiana bahwa ada orang yang mempunyai begitu banyak kekurangan dalam hidup ini, namun dia tetap hidup. Penderitaanmu itu mengajar kami semua untuk tetap kuat, terutama menyaksikan kehebatan orang tuamu, Alfons dan Christine yang begitu mencintaimu. Sejujurnya saya bertanya-tanya, mengapa orang tuamu mempertahankan hidupmu yang penuh kekurangan itu, namun melihat cinta mereka kepada mu, saya menjadi iri juga bahwa kau mendapat cinta yang begitu murni. Cinta orang tuamu itu adalah cinta yang tidak berbalas, dan mungkin melalui kamu Naomi, saya bisa memahami cinta manusia terhadap Tuhan nya. Waktu melihat kamu tersenyum, saya melihat kelegaan semua pemirsa di studio, karena ternyata kamu bisa tersenyum dan tersenyum manis pula. Saya kemudian bertanya-tanya apakah yang ada dalam hatimu dan tahukah kamu apa arti dari kehidupan ini. Tapi senyum mu itu membuat hidup ini menjadi bersinar tanpa kita semua tahu apakah arti senyum bagi seorang yang buta, tuli, bisu dan leher terkulai. Saya, yang selalu tidak percaya kepada Tuhan dan keberadaan NYA, biarlah kali ini saya menundukkan kepala dan berdoa untuk Naomi. Petrus Rampisela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline