Merindukan buah rahim dan darah daging penerus generasi
Denyut jantung dan lonjakan di rahim mengusir segala penat
Tangis di pintu kedatangan membawa kegirangan besar
Merawat dan menumbuhkan buah hati dengan limpahan kasih sayang
Berjaga siang malam tanpa mengenal cape dan lelah
Keringat bercucuran di terik sang surya dan menggigil pada malam sunyi
Bahagia meskipun bahtera sering terombang-ambing oleh badai yang mengempas
Tetapi, setelah dewasa,
Adakah ruang di hati untuk ibu dan ayah?
Adakah waktu untuk ibu dan ayah?
Adakah kesempatan berbagi kisah dengan ibu dan ayah?
Adakah anak-anak yang mau peduli pada ibu dan ayahnya?
Adakah anak-anak yang mau mendengarkan ibu dan ayahnya?
Adakah anak-anak yang mau melihat ibu dan ayahnya?
Adakah anak-anak yang mau mengulurkan tangannya untuk ibu dan ayahnya?
Khalik langit membuka tabir,
Ibu dan ayah melarat pada usia senja
Sendiri tanpa anak-anak di rumah
Menanti maut di panti jompo
Semesta pun ikut menjerit dan bertanya,
Di manakah anak-anak yang dilahirkan ibu dan ayah?
Mengapa anak-anak mengabaikan ibu dan ayah yang melahirkan mereka?
Mengapa anak-anak tak memiliki ruang dan waktu untuk ibu dan ayahnya?
Wahai anak-anak sadarlah!
Berkat dan kutuk mengalir dari ibu dan ayah
Berbaktilah kepada ibu dan ayah dan terimalah berkat berlimpah
Sebelum kutuk datang mengempas ke dasar samudra
Abepura, 15 Juli 2023; 07.00 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H