Lihat ke Halaman Asli

PETRUS PIT SUPARDI

TERVERIFIKASI

Menulis untuk Perubahan

Primus Aikom, Kader Kampung yang Berjuang Datangkan Mantri ke Yepem

Diperbarui: 29 Desember 2018   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kader kampung Yepem, Primus Aikom bersama Kordis LANDASAN Agats, Erold Msen dan aktivis Papua, Marigon E. Apyaka saat melihat kondisi Pustu Yepem, 26 Agustus 2018. Dok. Pribadi.

"Kami di Yepem tidak ada petugas kesehatan sudah hampir satu tahun ini. Biasanya, kalau masyarakat sakit, mereka minta obat di ibu guru kepala sekolah. Jadi, sekarang kami datang minta Dinas Kesehatan segera kasih Mantri untuk kampung Yepem," tutur kader kampung Yepem, Primus Aikom kepada Sekretaris Dinas Kesehatan Asmat, Ayub Pakage, [21/8].

Kampung Yepem terletak di pinggir kota Agats. Kampung ini masuk dalam pemerintahan Distrik Agats. Perjalanan dari Agats ke Yepem hanya membutuhkan waktu 15 menit menggunakan speed boat 40 PK. Kalau menggunakan long boat 15 PK membutuhan waktu 30 menit untuk sampai di Yepem. Selain itu, kondisi laut (ombak atau teduh) turut menentukan waktu tempuh menuju Yepem.

Meskipun jaraknya dekat dengan kota Agats, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Asmat, pelayanan kesehatan di kampung Yepem tidak berjalan karena sudah setahun (sejak akhir September 2017) tidak ada petugas kesehatan. Selain itu, gedung Puskesmas Pembantu (Pustu) Yepem dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi untuk tempat tinggal Mantri dan pelayanan kesehatan.

"Sebelumnya ada Suster perawat, tetapi kami dengar dia sakit sehingga ada pergi berobat, tetapi sudah hampir satu tahun ini, dia tidak pernah kembali ke Yepem. Terakhir Suster ada di Yepem pada akhir September 2017, setelah kita pertemuan dengan LANDASAN, 6 September 2017 di Jew. Setelah itu, Suster pergi sampai sekarang tidak kembali ke Yepem," tutur kader kampung Yepem, Primus Aikom.

Menyikapi tidak adanya petugas kesehatan di Yepem, Primus Aikom, selaku kader kampung Yepem selalu mendorong pemerintahan kampung Yepem supaya pergi ke Dinas Kesehatan dan minta petugas kesehatan. Tetapi, Kepala Kampung Yepem, Leonardus Jiwen tidak mengindahkan saran Primus.

Hari itu, 21 Mei 2018, saya bersama kader Kampung Bis Agats, Erold Msen pergi ke Yepem. Kami mengunjungi SD YPPK St. Antonius de Padua. Kemudian, kami pergi ke Pustu Yepem. Kondisi Pustu sedang rusak parah. Halaman Pustu ditumbuhi rumput yang sudah tinggi. Jalan papan menuju Pustu pun rusak.

Pustu Yepem tidak terawat karena sejak akhir September 2017 ditinggal pergi oleh petugas kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat tidak mengirim petugas kesehatan lagi ke Yepem. Hampir setahun orang Yepem tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penulis berdiri di depan Pustu Yepem, 26 Mei 2018. Dok. Pribadi.

"Kalau kami sakit, kami minta obat di ibu kepala sekolah. Kalau ibu guru tidak ada obat, kami pergi berobat di Agats," tutur Sekretaris Kampung Yepem, Aloysius Baspit.

Satu-satunya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat kampung Yepem adalah Posyandu setiap bulan. "Meskipun tidak ada petugas kesehatan di Yepem, kami dari Puskesmas Agats tetap memberikan pelayanan Posyandu di kampung Yepem sekali dalam sebulan," tutur Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias.

Kader kampung Yepem,  Primus Aikom selalu gelisah karena tidak adanya Mantri atau Bidan di Yepem. "Kaka, kita harus pergi ketemu Kepala Dinas Kesehatan dan minta supaya mereka kasih Mantri atau Bidan ke Yepem. Saya kasian, masyarakat kalau sakit harus ke ibu guru atau ke Agats untuk minta obat," tuturnya kepada saya.

Kami berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Agats, Natan Rias terkait keberadaan petugas kesehatan di Yepem. "Pa Pit, kita harus sama-sama dengan kepala kampung Yepem ketemu kepala Dinas Kesehatan supaya bisa dapat petugas kesehatan untuk kampung Yepem."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline