Lihat ke Halaman Asli

PETRUS PIT SUPARDI

TERVERIFIKASI

Menulis untuk Perubahan

Narasi Sekolah Dasar (di) Asmat

Diperbarui: 24 Desember 2018   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pembukaan (dokpri)

"Saya identifikasi ada tiga tipe guru di Asmat yaitu guru profesi, guru terpanggil dan guru kebetulan. Guru kebetulan adalah mereka yang sudah melamar di berbagai tempat, tetapi tidak ada pekerjaan sehingga melamar menjadi guru honor atau guru kontrak. Biasanya guru seperti ini bukan berlatar belakang pendidikan guru. Guru profesi adalah mereka yang menguasai perangkat pembelajaran dan mendidik anak-anak. Sedangkan guru terpanggil adalah mereka yang mengajar dengan hati, tulus-ikhlas. Guru-guru ini datang ke Asmat untuk melayani, bukan mencari keuntungan ekonomi," tutur Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, Donatus Tamot saat berdikusi dengan Tim LANDASAN di Hotel Sang Surya, Keuskupan Agats, 20 Mei 2017 silam.

Benang kusut penyelenggaraan Sekolah Dasar (SD) di Asmat seakan sulit terurai. Sekolah Dasar sebagai "tiang umpak" meletakkan dasar rumah masa depan Asmat sedang keropos. Pemerintah daerah kabupaten Asmat melalui Dinas Pendidikan berupaya membenahi pendidikan dasar di Asmat. Berbagai langkah strategis dilakukan seperti Pemberian Makan Anak Sekolah (PMAS), pelantikan kepala sekolah, pengangkatan guru kontrak dan guru honor serta perbaikan fasilitas sekolah.

Berbagai terobosan tersebut, secara perlahan berdampak positif pada perbaikan tata kelola Sekolah Dasar (SD) kota Agats sebagai pusat pemerintahan kabupaten Asmat. Perbaikan tata kelola SD pun mulai terjadi di pusat Distrik lainnya, seperti  Distrik Akat dan Atsj. Meskipun demikian, proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang terletak di kampung-kampung terpencil (pedalaman), belum berjalan efektif karena berbagai alasan yang perlu mendapatkan penanganan segera.

Apa akar permasalahan Sekolah Dasar (SD) di Asmat? Apa kebijakan yang perlu diterapkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pengelolaan SD di Asmat? Siapa yang bertanggung jawab terhadap perbaikan pelayanan penyelenggaraan pendidikan SD di Asmat?

1. Menemukan Akar Masalah 

Wilayah Asmat memiliki karakter geografis yang unik. Asmat terdiri atas tanah dataran rendah, sungai dan rawa. Sarana transportasi yang menghubungkan kota Agats ke pusat Distrik (Kecamatan) dan kampung-kampung menggunakan speed boat, long boat atau perahu dayung.

Alam Asmat menyediakan makanan melimpah. Di hutan-lebih tepat dusun-tersedia sagu, ikan, babi hutan, kasuari, sayur paku dan lain-lain. Orang Asmat pergi mengambil makanan di dusun. Mereka mengambil secukupnya. Apabila persediaan makanan sudah habis, mereka akan pergi lagi ke dusun untuk mengambil makanan.

Dari sisi budaya, orang Asmat memiliki kemampuan mengukir yang menakjubkan. Mereka mengukir tanpa sketsa. Mama-Mama Asmat memiliki kemampuan mengayam. Mereka menganyam noken dan berbagai hiasan dinding. Selain mengukir dan menganyam, orang Asmat memiliki kemampuan menari dan menyanyi. Berbagai syair, lagu dan puisi mengisahkan relasi harmonis mereka dengan Tuhan Allah, leluhur, alam semesta dan sesama manusia.

Orang Asmat, pada diri mereka sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur memiliki kemampuan adaptasi dengan alam. Mereka memahami cara-cara praktis memelihara kelangsungan hidup di masa depan. Seluruh hidup: sehat, bahagia, pesta, sakit, duka, seluruhnya dikaitkan dengan relasi dengan Tuhan Allah, leluhur, alam semesta dan sesama manusia. Mereka memelihara keseimbangan hidup.

Jew (rumah adat orang Asmat) menjadi pusat hidup dan masa depan orang Asmat. Di dalam Jew itulah, orang Asmat, melalui tua-tua adat berbicara dan mengambil keputusan tentang hidup dan masa depan orang Asmat. Karena itu, Jew merupakan tempat yang sakral bagi orang Asmat.

1.1. Kondisi geografis dan pola hidup orang Asmat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline