Lihat ke Halaman Asli

PETRUS PIT SUPARDI

TERVERIFIKASI

Menulis untuk Perubahan

Orang Tablanusu, Papua Bicara Tentang Bencana Alam

Diperbarui: 27 Desember 2016   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Hari ini Selasa, 11 Oktober 2016, pukul 05.35 WIT saya bangun pagi. Cuaca di kampung Tablanusu cerah. Saya  langsung menulis laporan kegiatan koordinasi dan sosialisasi ketangguhan masyarakat telah dilakukan kemarin. Selanjutnya, saya mandi dan makan mi rebus yang dimasak oleh kawan Teriben Kogoya dan Farid.

Pukul 08.30 WIT, kami ke aula pertemuan yang terletak bersebelahan dengan rumah Bapa Simson Soumilena, tempat kami menginap. Di sana, kami menata ruang pertemuan untuk dipergunakan oleh peserta. Di aula masih tampak sepi. Belum ada peserta yang hadir. Kami menunggu kehadiran peserta. Tidak lama kemudian peserta datang. Mereka langsung mengisi daftar hadir. Teri menyampaikan kepada peserta untuk langsung snack karena sudah jam sembilan lewat. “Bapa, Mama, setelah isi daftar hadir, sambil tunggu peserta lain, kita langsung snack supaya sebentar kita langsung mulai kegiatan sampai selesai.”

Pukul 09.30 WIT saya menyampaikan pengantar tentang proses yang akan dilakukan hari ini yaitu melakukan Kajian Risiko Bencana (KRB) di Kampung Tablanusu. Fokus kajian adalah Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, dan Peta risiko. Setelah memberikan pengantar, saya minta salah satu bapa memimpin doa pagi. Bapa Isak Sorontouw berdiri dan memimpin doa. Sesudah doa, Teri melanjutkan proses ini dengan materi KRB.

Teri membagi peserta ke dalam lima kelompok. Masing-masing peserta berhitung satu sampai lima. Sesudah itu, peserta masuk ke dalam kelompok. Kelompok satu membahas tentang kajian ancaman. Kelompok dua kajian kerentanan. Kelompok tiga kajian peta risiko bencana. Kelompok empat kajian risiko dan kelima kajian kapasitas. Setelah menyepakati tugas yang akan dikerjakan, peserta langsung mengerjakannya didampingi oleh fasilitator.

Pukul 11.00 WIT, peserta selesai mengerjakan tugas kelompok. Hasil diskusi ditempel di dinding tembok. Kegiatan selanjutnya masing-masing peserta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Presentasi dimulai dari kelompok satu ancaman. Kemudian, dilanjutkan dengan kelompok empat yang mempresentasikan risiko yang bisa terjadi. Terakhir, peserta membahas peta yang digambar oleh kelompok tiga.

Pukul 12.00 WIT, saya melanjutkan dengan satu bagian kecil diskusi kajian risiko bencana (KRB) yaitu rencana aksi Pengurangan Risiko Bencana. Pada bagian ini, saya menekankan pentingnya kegiatan-kegiatan konkret yang membantu warga untuk memahami kondisi wilayahnya dan senantiasa berupaya menjaga agar tidak terjadi bencana. Kalaupun terjadi bencana, warga sudah siap menghadapinya.

Pada diskusi ini, peserta mengusulkan beberapa kegiatan konkret yang perlu dilakukan yaitu pembentukan kelompok relawan bencana, sosialisasi bahaya bencana kepada seluruh warga masyarakat kampung, perlunya peta risiko bencana di kampung, tata ruang kampung (penataan bangunan) dan penguatan kapasitas pemuda Gereja dalam menghadapi bencana. Kegiatan-kegiatan ini perlu diusulkan pada saat musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) kampung sehingga bisa menjadi perhatian pembangunan di kampung Tablanusu.

Sebelum makan, salah satu peserta, yang merupakan perwakilan pemuda berbicara. Ia minta kepada peserta untuk menyepakati waktu kegiatan. Apakah pukul 09.00 WIT atau ada perubahan. Sebab, tadi pagi peserta terlambat datang. Ketua kelompok juga ikut berbicara. Ia minta supaya peserta hadir tepat waktu, sehingga kegiatan bisa dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.

Pukul 12.30 WIT, kegiatan kajian risiko bencana (KRB) selesai. Bapak Piter Suwae memimpin doa makan. Kami makan bersama nasi kotak. Uniknya, di dalam kotak nasi, ternyata ada piring. Peserta boleh mengeluarkan piring, kemudian kotaknya dikumpulkan kembali untuk digunakan lagi pada keesokan harinya. Menunya sederhana, nasi, sayur daun singkong, telur dan ikan goreng.

Pukul 12.50 peserta kembali ke rumah masing-masing. Besok kami akan berjumpa kembali di ruang pertemuan, aula GKI Tablanusu.

Kami pun kembali ke rumah penginapan yang bersebelahan dengan aula, tempat kegiatan. Farid langsung pulang ke Sentani. Besok dia akan kembali ke Tablanusu bersama Ibu Leni dan Marina. Saya beristirahat. Teri cuci pakaiannya, lalu beristirahat. Pukul 15.30 WIT, kami bangun lalu pergi ke pantai. Di sana kami mandi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline