Lihat ke Halaman Asli

Misi Gereja di Tengah Keberagaman Agama di Asia, Suatu Uraian Teologis dari Pemikiran Aloysius Pieris

Diperbarui: 22 Mei 2023   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

MISI GEREJA DI TENGAH KEBERAGAMAN AGAMA ASIA

SUATU URAIAN TEOLOGIS DARI PEMIKIRAN ALOYSIUS PIERIS

 

ABSTRAKSI

Gereja diutus melanjutkan karya penyelamatan Kristus kepada segala bangsa, termasuk Asia. Dia Asia, Gereja termasuk kelompok minoritas. Misi Gereja yang relevan dengan konteks Asia menuntut Gereja harus berdialog. Karena manurut Aloysius Pieris agama-agama Asia memiliki inti soteorologis tersendiri. Pieris memandang perlu Gereja lokal Asia bersikap rendah hati. Gereja harus mengakomodasikan diri dalam religiositas non-Kritiani dan berpartisipasi dalam spiritualitas non-Kristiani. Evangelisasi yang integral harus diperjuangkan oleh Gereja, sehingga mamon sebagai musuh bersama dapat dilenyapkan.

BAB I

PENDAHULUAN

  • Pengantar Umum

Selama hampir dua ribu tahun Gereja tidak pernah lupa akan tugas perutusannya. Gereja diutus menunjukkan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada semua orang dan segala bangsa.[1] Hakekat misioner Gereja berasal dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus sesuai dengan rencana Bapa.[2] Dalam bermisi Gereja pernah menganut adagium extra ecclesiam nulla salus (di luar Gereja tidak ada keselamatan) bahkan Gereja mengklaim diri sebagai satu-satunya organum salutis (sarana keselamatan) di luar Gereja dipandang sebagai obyek yang harus ditobatkan dan dikristenkan.[3] Di Asia, Gereja dirasa asing dan terasing di tengah masyarakat Asia yang diwarnai pluralitas suku, agama dan budaya.[4]

  • Perkenalan dengan Aloysius Pieris 
  • Riwayat Hidup[5]

Aloysius Pieris lahir pada tahun 1934, di Ampitiya, Sri Lanka. Ia masuk Serikat Yesus pada tahun 1953 dan ditahbiskan menjadi mama pada tahun 1965. Study filsafatnya diselesaikan pada tahun 1959 di Kolese Hati Kudus, Shembaganur, India. Pada tahun 1966, ia mendapat gelar sarjana teologi di Fakultas Teologi Kepausan, di Napoli, Italia.

Pieris merupakan orang Kristen pertama yang mendapat gelar doktor filsafat Budha di Universitas Sri Lanka pada tahun 1972. Selama belajar di sana, ia juga mengikuti praktek meditasi di bawah bimbingan seorang rahib Budha. Pieris sempat menjadi dosen di Universitas Cambride, Unio Teologi Washington, Graduale Theological di Berkley. Ia juga bekerja sebagai profesor bagi agama-agama Asia pada Institut Pastoral Asia Timur di Manila. Pieris telah lama menjadi orang terkenal yang diundang ke mana-mana, baik di Eropa maupun di Asia dalam kegiatan seminar-seminar dan diskusi-diskusi teologi pastoral. Beliau juga cukup berperan dalam FABC.

  • Perkembangan Pemikiran Pieris

Untuk mengerti perkembangan pemikiran Pieris cukup sulit. Perkembanagan pemikirannya sangat berhubungan erat dengan perjalanan rohani dan partisipasinya dalam situasi religius-kultural. Pemahaman akan perkembangan pemikiran Pieris dapat dilihat melalui pengalaman-penngalamannya dan lewat karya-karyanya.

  • Pengalaman dan Keterlibatannya[6]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline