HR. Maria Dikandung Tanpa Noda
08 Desember
Damai sejahtera bagi kita semua, Pace e Bene. Syalom, Yahowu, Horas. Bapak-ibu saudara-saudari terkasih, barang kali kita sering bertanya-tanya, kenapa ada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda? Siapakah Dia sehingga ada hari raya khusus tentang Maria?
Saya akan memberikan penjelasan umum tentang gelar Bunda Maria dalam Gereja kita. Ketika Konsili Trente dilaksanakan pada tahun 1545-1564/65, Konsili merumuskan bahwa Maria Dikandung Tanpa Noda sebagai gelar istimewa yang diserukan oleh pihak Gereja. Gelar istimewa ini tidak lain dan tidak bukan bahwa Bunda Maria merupakan tokoh Gereja yang saleh dan taat kepada Tuhan.
Dalam perumusan itu, bahasa Konsili berbunyi demikian: Berkat kasih karunia yang serba istimewa, seumur hidupNya, Maria bebas dari seluruh dosa. Yang berarti Maria tidak berdosa sejak Ia lahir karena kasih karunia Allah dilimpahkan kepadanya.
Agar Putra Allah Yang Maha Kudus Itu lahir dari rahim seorang yang kudus, maka dengan daya cipta Allah, Maria mengandung bukan dari hasil persetubuhan dengan Yusuf, tetapi karena kakuatan Allah dalam mencipta. Dan oleh karena jasa-jasa Yesus Kristus penyelamat manusia, sehingga Maria dibebaskan dari semua noda dosa. Ketika Malaikat Tuhan menghampiri Maria, ia masih ragu akan kemampuan Allah, karena secara biologis, mana mungkin Maria bisa mengandung padahal Dia belum bersetubuh dengan laki-laki. Namun karena Malaikat Tuhan berkata "Engkau akan mengandung dari Roh Kudus" lalu Maria menjawab: "Terjadilah padaku menurut perkataanMu itu".
Injil lukas 1:13,30-31 dengan jelas menceriterakan hubungan kelahiran Yohanes Pembabtis dengan Yesus. Dengan sedikit perbedaan bahwa Zakaria yang sudah lanjut usianya meminta kepada Tuhan supaya diberikan seorang anak. Namun Maria tidak meminta kehadiran seorang anak baginya, sebab ia masih seorang anak gadis yang tidak memiliki suami. Namun rahmat diterimanya dengan cuma-cuma.
Saat Maria dikunjungi oleh Malaikat, kunjungan Malaikat itu sudah kedua kalinya, sebab sebelum mengunjungi Maria, Malaikat sudah mengunjungi Zakaria suami Elisabet orang tua dari Yohanes pembabtis. Maka hubungan kelahiran Yohanes Pembabtis dengan Yesus merupakan rencana Allah. Kelahiran Yesus juga disoroti dalam Kitab Perjanjian Lama (Yes 7:14) Yesaya bernubuat demikian: Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Saudara-saudari terkasih, Gereja Katolik tidak pernah menganggap Maria lebih besar dari Yesus, tetapi karena teladan iman, ketaatan, kesuciannya, Gereja menghormati Maria sebagai model iman bagi kita. Sebab Maria sama seperti kita sebagai salah satu dari anggota Gereja kepalanya hanya satu yaitu Yesus. Hanya saja Ia lebih unggul dari kita berkat imannya dan kesucian hidupnya. Bahkan seorang Fransiskus pun tidak bisa disamakan dengan Maria.
Paus Pius IX, pada tanggal 08 Desember 1854 memberikan dogma yang berkatian dengan Maria, yang bunyinya demikian: Sejak pertama dikandungnya perawan Maria yang amat bahagia, terlindung dari kesalahan "Preservatam" sudah ditebus. Yang artinya Maria tidak terkena dosa. Dosa diibaratkan sebuah benda yang menimpa seluruh manusia kecuali Maria, karena ditangkis oleh kasih karunia Allah.
Sesungguhnya konsep dosa asal tidak ada, tetapi sumber dosa. Sebab konsep dosa asal diciptakan oleh Agustinus pada abad ke-3. Kita lahir ke dunia bukan karena dosa asal tapi karena kodrat kita dalam dosa. Karena kita berasal dari yang kudus maka kita juga kudus. Seluruh manusia tidak pernah bisa memilih siapa ibunya, tetapi Yesus bisa memilih ibuNya karena kuasanya sebagai Allah Putra, sehingga Maria harus dikuduskan sejak dikandung oleh ibunya.