Pandemi Covid-19 membuat sejumlah agenda besar yang menghadirkan orang banyak di tanah air ditiadakan, bahkan terjadi di seluruh dunia. Selama Pandemi Covid-19 yang kini memasuki tahun ketiga, kontak sosial atau pertemuan antara individu hanya terjadi di dunia maya atau daring. Dari sisi efektivitas tentu hal ini memiliki sisi positif karena memanfaatkan kemampuan teknologi tapi dari sisi sosial tentu Pandemi Covid-19 telah merenggut hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang ada dan hidup berdampingan bersama yang lain di dunia ini.
Searah dengan upaya-upaya pemulihan melalui tindakan pengobatan dan pencegahan seperti vaksinasi membawa angin segar dalam membangun kembali sendi-sendi sosial manusia sebagai makhluk sosial. Beberapa agenda kebangsaan mulai dilaksanakan yang tentunya tetap berpatokan pada protokol kesehatan.
Salah satunya adalah Jambore Nasional XI yang berlangsung di Bumi Perkemahan dan Taman Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur dari tanggal 14-21 Agustus 2022 lalu. Tak tanggung-tanggung, hampir semua pramuka penggalang baik dari Tingkat Kwarda maupun Kwarcab hadir pada event dunia kepanduan tersebut.
Ketua Kwartir Nasional Pramuka, Komjen.Budi Waseso mengakui pelaksanaan Jamnas ke-11 ini tetap mengacu pada protokol kesehatan.
"Semua peserta diwajibkan sudah vaksin ke-2, datang dan kembali juga di Swab," ujar, Budi Waseso ketika membuka kegiatan tersebut, Minggu, (14/8/2022) lalu.
Terlepas dari permasalahan diatas, Jambore Nasional XI merupakan satu langkah maju yang dilakukan Kwarnas dibawah kepemimpinan Budi Waseso. Karena jambore tak hanya sekedar kumpul-kumpul atau ngerumpi.
Sejatinya dan sesuai apa yang saya amati, Jambore Nasional XI yang sempat tertunda karena Pandemi Covid-19 tersebut memberikan pelajaran penting bagi kita dalam memperkuat Eksistensi Kebangsaan.
Beberapa alasan mendasar kenapa saya katakan demikian:
Pertama, eksistensi sejatinya adalah tentang hakekat dan keberadaan. Eksistensi kebangsaan lebih mengarah kepada keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman adat istiadat, budaya, bahasa, kepercayaan, etnis dan lain sebagainya tetapi kita tetap satu yakni bangsa Indonesia dengan semboyan tunggal, 'Bhineka Tunggal Ika."
Kedua, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat elemen bangsa tak mampu berbuat banyak. Di dunia kepramukaan pun terjadi demikian. Sejumlah agenda utama Pramuka baik level nasional maupun daerah harus ditunda.Kalaupun dilaksanakan tentu dengan skala terbatas.