Lihat ke Halaman Asli

Tamparan bagi Anies dan Sandi terhadap Permasalahan Banjir di Jakarta

Diperbarui: 7 Februari 2018   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: Metro.tempo.co

Banjir yang melanda DKI-Jakarta tanggal 05-06 Februari 2018 kemarin menjadi satu tamparan atau pukulan "telak" bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam memimpin provinsi yang berada di ibukota negara tersebut. Cara penanganann banjir yang menjadi langganan warga Ibukota Jakarta ini menjadi titik serang alias "pukulan telak"  yang susah dibendung oleh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja Joko Widodo tersebut.  

Sejumlah kalangan menilai Anies Baswedan kurang memiliki kemampuan untuk menempatkan mana yang pokok, prioritas dan urgent dalam program pembangunan DKI Jakarta.

Dimasa awal kepimpinannya Anies tidak menempatkan masalah banjir sebagai masalah utama dan prioritas di Jakarta, malah Anies sibuk dengan masalah pasar Tanah Abang dan mengiatkan kembali moda transportasi becak di Jakarta. Padahal banjir menjadi langganan dan bencana rutin yang dialami warga DKI dikala musim hujan tiba.

sumber: voaindonesia

Adalah Hasbiallah Ilyas salah satu anggota Komisi D DPRD DKI dengan ngotot menyerang Anies sapaan Anies Baswedan melalui kritik pedasnya. Kemampuan Anies untuk menderetkan mana yang penting dan tidak penting membawa Hasbiallah Ilyas pada penilaian kenapa presiden Jokowi memecat  Anies dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu.

"Beliau (Anies) ternyata tak punya skala prioritas dalam bekerja.  Saya baru paham alasan Jokowi setelah banjir di Jakarta dua hari ini. Ini toh alasannya," ujar Hasbi di Wartakotalive.com sebagaimana dikutip Tribunew.com,Selasa (6/2/2018).

Menurut Hasbi masalah banjir  di Jakarta bisa saja tidak terjadi jika Anies-Sandi cepat menyelesaiakan masalah  pembebasan lahan di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung.

Banjir di Ibukota/foto: Hello.PET.com

"Banjir dua hari ini di Pejaten Timur, Rawajati, dan lainnya itu, karena ada bagian Sungai Ciliwung yang belum ditutup sheet pile (turap). Penyebabnya karena pembebasan lahan belum rampung, sehingga BBWSCC belum bisa bekerja memaksimalkan penurapan," tutur Hasbi sebagaimana yang dikutip tribunews.com. (lengkapnya baca disini)

Kenapa Banjir Menjadi Prioritas

sumber:poskota.tribunews.com

Selaku orang daerah saya tetap memberikan apresiasi kepada terobosan Anies-Sandi dalam membangun Jakarta. Sejumlah kebijakan strategis sebagai implementasi janji politik Anies-Sandi saat kampanye mulai dilaksanakan selangkah demi selangkah seperti program rumah DP  Rp.0,  program One Kecamatan, One Enterpreneurship atau OKE OCE, KJP Plus dan KJS Plus, Porgram OK Trip. Membangun Jakarta dengan beragam persoalanya tak semuda membalik telapak tangan.

Tetapi apa pun persoalan pembangunan suatu daerah,  pimpinan daerah tetap menjadi sasaran empuk dari berbagai serangan. Bahkan kritik yang sangat pedas sekali pun pasti akan tertuju kepadanya selaku penanggungjawab utama pembangunan daerah.

Kisah banjir di Jakarta menjadi contoh. Padahal banjir di Jakarta merupakan bencana kiriman atau banjir kiriman dari beberapa daerah sekitar Jakarta. Artinya tidak saja menjadi tanggungjawab Anies-Sandi tetapi juga daerah-daerah sekitar Jakarta sebagai pengirim banjir ke ibukota.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline