Rabu, 13 Desember 2017 lalu, saya dan keluarga melakukan kunjungan sehari ke beberapa obyek wisata di Raja Ampat. Dan sebagai lanjutan dari kisah perjalanan saya dan kelurga sebagaimana kisah sebelumnya. (disini). Ikuti serunya kunjungan kami di Kampung Wisata Arborek Raja Ampat berikut.
*****
Siang itu puncak Piaynemo makin ramai. Daya tarik obyek Wisata Gugusan Kepulaun Piaynemo memang telah menghipotis dunia. Pesonanya menyatukan suku bangsa.
Kurang lebih sejam diatas puncak Piaynemo akhirnya saya dan keluarga pun turun. Ingin rasanya berlama-lama tetapi kondisi saat itu sangat tidak memungkinkan. Area puncak Piaynemo makin padat.
"Kalau seperti ini bagusnya foto disini pakai waktu. Setiap rombongan cukup 10 menit saja, lebih dari itu dikenakan tarif," cetus Bruno sambil bergegas meninggalkan Puncak Piaynemo.
Saat kami menuruni tangga masih banyak wisatawan yang berdatangan. Terdengar mereka menggunakan bahasa inggris. Ditangga yang lebarnya kurang lebih 1 meter itu kami harus berhimpitan. Setelah dicek, rombongan itu adalah rombongan wisatawan asal Papua Nugini yang datang dengan menggunakan KM. Marina Express 3B..
Menuruni tangga puncak Piaynemo tak membutuhkan waktu yg lama. Sesamapai di dermaga kami membeli beberapa kelapa muda pada pedagang lokal yang sehari-hari standby ditempat itu. Ada beberapa yang saya kenal. Umumnya mereka dari Kampung Pam, kampung yang dekat kawasan obyek wisata Piaynemo. Adapun harga kelapa muda tersebut sebesar Rp. 15.000/buah.
Anak-anaku begitu lahap menghabisi kelapa muda tersebut, rupanya mereka sudah lapar. Saat itu memang jarum jam telah menunjukkan pukul 13.00 WIT.
Alam Piaynemo masih mendung, namun hasil dokumentasi dari atas Puncak Piaynemo tetap bagus dan menarik.
Melihat itu akhirnya kami pun makan siang di dermaga yang sebelumnya kami istrirahat sejenak sebelum menaiki puncak piaynemo. Usai makan siang kami pun bergegas meninggalkan kawasan wisata Piaynemo.
"Kita tidak ke Telaga Bintang?" tanya Wenan.