Lihat ke Halaman Asli

"Raksasa" Terlupakan di Ufuk Timur Bumi Congkasae

Diperbarui: 17 Desember 2017   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi jalan menuju Elar-Manggarai Timur saat musim hujan sumber: http://www.floreseditorial.com

Bicara ufuk timur selalu identik dengan fajar harapan. Cahaya kehidupan. Pembawa terang. Tempat matahari terbit. Benarkah? Bagaimana di "Bumi Congkasae di Flores- Nusa Tenggara Timur/NTT.

Bumi congkasae merupakan julukan bagi tanah Manggarai. Sebuah kabupaten di ujung barat Pulau Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dulu Bumi Congkasae ini hanya satu wilayah pemerintahan tingkat II yakni Kabupaten Manggarai. Tetapi seiring dengan perkembangan pemerintahan maka bumi congkasae atau Kabupaten Manggarai dimekarkan menjadi tiga daerah otonom baru, yakni Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur.

Irama perkembangan ketiga kabupaten ini tentu berbeda.  Hal ini bisa disaksikan dengan situasi real di lapangan. Kabupaten Manggarai selaku kabupaten induk tentunya jauh beda dengan manggarai Timur dan Manggarai Barat. Perbedaaan itu sebagai dampak dari tantangan demografis dan geografis yang berbeda.

Dan sebagaimana kita ketahui bersama nadi atau nafas pokok pemekaran itu adalah untuk mendekatkan pelayanan pemerintahan dan pembangunan kepada masyarakat. Pemekaran adalah media atau jembatan agar pemerintah hadir bagi masyarakat. 

Tapi sayangnya nadi pemekaran itu tidak berdenyut secara merata di seluruh wilayah. Apakah memang demikian? Atau ini dampak dari Pemilukada? Menjadi rahasia umum dan terjadi dimana-mana, daerah-daerah basis suara menjadi prioritas, sedang di wilayah bukan basis minim perhatian, alias dianaktirikan.

Di Kecamatan Elar dan Elar Selatan- Kabupaten Manggarai Timur misalnya, hadirnya pemekaran itu masih perlu ditingkatkan.  Dua kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Ngada ini dikenal sebagai tempat terbit sang fajar  bagi bumi congkasae. Namun wilayah-wilayah ini minim perhatian. Contohnya  transportasi atau akses jalan yang masih susah. Padahal aksesibilitas itu sangat penting dan urgent dalam mendukung percepatan pembangunan daerah. 

Sejatinya Kecamatan Elar dan Elar Selatan memiliki potensi yang luar biasa dibidang pertanian dan perkebunan. Saya sendiri menyaksikan hamparan padang yang luas. Hijau dan rindangnya tanaman-tanaman pertanian petani. Juga terdapat sejumlah daerah aliran sungai yang jika diolah akan menjadi sumber pengairan bagi sawah-sawah petani. Dan sejak dulu Manggarai Timur terkenal sebagai daerah penghasil kopi didaratan Flores. Jika potensi ini didukung sarana dan prasarana yang memadai maka bukan tak mungkin dua kecamatan ini menjadi penopang ekonomi daerah.

Sayangnya "Raksasa" yang terlelap ini tidak ditopang dengan sarana dan prasarana penunjang seperti jalan. Raksasa itu terlupakan dan dibiarkan terlelap.

Keluhan akan infrastruktur jalan sudah didengungkan oleh masyarakat disana. Masalah jalan ini menjadi tema pokok pembicaraan sehari-hari. Baik di rumah, dijalan atau saat rapat-rapat penting. Bahkan mereka sendiri sudah lelah. Jenuh dan Pasrah.

sumber: http://voxntt.com

Keluhan ini sudah sejak zaman dulu, dan terus berlangsung hingga kini disaat Mangggrai Timur menjadi daerah otonom. Seakan ini adalah litani panjang kisah pilu masyarakat Kecamatan Elar dan Elar Selatan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline