Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Kultur ditengah Kemajuan Teknologi

Diperbarui: 21 Oktober 2023   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                Kehidupan seyogyanya dalam kemasan hukum sebenarnya  dapat diatur dan di jalankan dengan regulasi yang jelas dan terarah. kejelasan dari regulasi dalam konteks hukum secara kontekstual dapat didukung oleh berbagai aturan khusus yang sering digunakan, seperti regulasi Secara kenegaraan. namun pada kenyataan regulasi yang diterapkan ini  hanya dapat dijalankan oleh orang-orang tertentu saja.
               Hal ini  dapat kita   jumpai   secara langsung ditengah kehidupan masyarakat yang semakin maju akan penggunaan teknologi.dilihat dari sisi  idealnya  regulasi tersebut, maka dapat ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami secara penuh hal yang menjadi fundamental dari suatu regulasi tersebut. hal ini dapat mendorong manusia harus mampu memahami bahwa  pentingnya belajar tentang kehidupan masyarakat modern dan tradisional. berangkat dari hal tersebut, sehingga umumnya dapat  memunculkan pengamatan secara komprehensif pada kehidupan kelompok masyarakat  yang nota Bene secara modern dan primitif. pada kehidupan masyarakat modern secara umum hanya menjalankan salah satunya saja yaitu,  hukum secara ketatanegaraan. ini dapat melahirkan  hipotesis secara sederhana yakni dapat dipengaruhi oleh beberapa  faktor yaitu, berkembangnya teknologi, berkurang hutan (bagi kehidupan manusia primitif), dan minimnya motivasi  untuk belajar, serta kurangnya inisiatif dari kalangan muda untuk diskusi bersama kalangan tua, dan adanya sikap apatis pada kalangan muda.
                  Sedangkan pada kehidupan masyarakat lokal yang notabene kehidupannya masih primitif kedua regulasi tersebut dijalankan secara sempurna, meskipun dalam perjalanan banyak tantangan yang selalu menghantui. kemampuan dalam menjalankan kedua hal ini, secara sederhana dapat didukung oleh berbagai faktor yang secara umum merupakan kebalikan dari faktor  yang ada pada kehidupan masyarakat modern. dan sisi lain juga pada kehidupan masyarakat primitif yang belum tersentuh dengan berbagai pembangunan infrastruktur, yang dalam arti bahwa, kondisi jangkauannya masih sulit dan rumit untuk menjangkaunya. dan salah satu hal yang paling vital adalah belum adanya perantara atau orang yang menjadi penghubung dengan masyarakat luar yang ingin belajar dan  memahami budaya masyarakat primitif.
                   Munculnya berbagai faktor  yang menjadi kendala diatas merupakan sesuatu yang urgen untuk diteliti secara komperhensif. yang menjadi benang merah dari ulasan sederhana diatas bagi kita semua adalah, bahwasanya dalam mengarungi kehidupan ini,  kita juga harus mampu dan dapat melakukan berbagai konektivitas atau relasi dengan berbagai pihak, agar secara perlahan dapat memahami segala perkembangan yang terjadi di sekitar kita. maka dari itu besar harapannya, agar kita  mulai merefleksikan diri  secara mendalam yakni apa yang menjadi kendala serta tantangan bagi perkembangan kehidupan manusia.semuanya itu menjadi hal yang berkorelasi bagi kehidupan itu sendiri. dengan harapan agar  dapat membangkitkan kesadaran  bagi kita semua.
                     Berangkat dari problematika yang diamati, dimana pada umumnya kesadaran manusia mulai nampak di  zaman sekarang, meskipun itu secara perlahan, dan itu hanya sebagian masyarakat yang memahami akan pentingnya memelihara kultur(adat-istiadat). sejatinya, kultur itu perlu dipupuk agar tumbuh subur ditengah kehidupan manusia, terlebih khususnya pada generasi muda. kita amati, pada kehidupan masyarakat primitif yang nota Bene selalu kental dengan kultur, hal yang menjadi tolak ukur dalam hal ini adalah bahwa pentingnya dukungan dari keberadaan sumber daya manusia yang profesional dalam segala bidang, agar golnya dapat mengarahkan pada keseimbangan antara kehidupan alam dengan manusi.disisi lain juga  pada generasi sekarang, dimana pada umumnya terkait dengan  proses yang serba instan dan selalu berdampingan dengan teknologi yang canggih, dapat mengakibatkan dominan anak muda bersifat apatis terkait dengan kultur, lebih khususnya dalam hal ritual adat.
                   Inilah  yang menjadi pertanyaan besar serta refleksi  bagi kita semua, bahwa bagaimanakah perkembangan kehidupan dalam kurun waktu lima(5) tahun ke depannya. hal ini dapat secara tidak langsung dapat menjadi kecemasan tersendiri bagi kita, apabila kehidupan sekarang kita sandingkan dengan kehidupan dimasa yang akan datang terkait dengan perkembangan Kultur(adat-istiadat). mari berkontribusi dan belajar bersama masyarakat primitif niscaya kultur tetap eksis tak tertelan oleh perkembangan Zaman...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline