Lihat ke Halaman Asli

Konstruktivisme, Perbedaan dan Persamaan Marxisme dan Konstruktivisme

Diperbarui: 21 Oktober 2024   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konstruktivisme

Konstruktivisme menawarkan perspektif yang unik dan berharga dalam memahami dinamika hubungan internasional. Dengan menekankan pentingnya ide, norma, dan identitas, pendekatan ini mengajak kita untuk melihat hubungan internasional sebagai hasil dari interaksi sosial yang kompleks. Konstruktivisme bukan hanya menjelaskan mengapa negara berperilaku seperti yang mereka lakukan, tetapi juga bagaimana ide dan norma dapat mengubah perilaku dan mendorong transformasi dalam sistem internasional. Dalam dunia yang terus berubah, pendekatan ini membantu kita memahami bahwa realitas politik dapat dibentuk dan diubah oleh tindakan dan interaksi manusia.  

Konstruktivisme berpendapat bahwa, 

1). Negara memiliki identitas yang beragam dan dinamis.

2). Self-Help dan Kekuasaan politik tidak mengikuti baik secraa logis maupun kausalitas dari anarki dan bahwa jika hari ini kita menemukan diri kita berada di dunia self-help, ha ini disebabkan oleh proses bukan struktur, tidak ada "logika" anarki selain dari praktik-praktik yang menciptakan dan membentuk satu struktur identitas dan kepentingan dari pada yang lain; struktur tidak memiliki eksistensi/ kekuatan sebab akibat selain dari proses

3). Para aktor tidak merespon kondisi-kondisi yang diberikan, mereka menciptakannya.

4). Negara memiliki identitas dan identitas tersebut menentukan perilaku  mereka ke dalam sistem internasional.

Perbedaan dan persamaan antara KOnstruktivisme dan Mraxisme

Konstruktivisme dan Marxisme, yang keduanya didasarkan pada perspektif teori yang berbeda, menawarkan wawasan yang berharga dalam memahami dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Kedua teori ini menekankan pentingnya konteks sosial dalam menganalisis perilaku individu dan kelompok, memahami bahwa perubahan sosial merupakan bagian integral dari pengembangan masyarakat dan sarana untuk menjelaskan bagaimana kondisi sosial dapat diubah. Kedua teori ini mengkritik aspek-aspek tertentu dari kapitalisme, dengan menyatakan bahwa norma-norma dan ide-ide dalam sistem kapitalisme dapat mempengaruhi interaksi sosial dan politik.

Namun, ada perbedaan yang signifikan antara Marxisme dan Marxisme. Marxis lebih berfokus pada analisis kelompok dan konflik, serta berfokus pada faktor ekonomi sebagai penggerak utama masyarakat dan sejarah. Hal ini mengarah pada pandangan yang lebih deterministik terhadap realitas sosial dan politik, menekankan pentingnya norma dan nilai sosial dalam membentuk interaksi sosial.

Dalam konteks aktor, Marxisme lebih berfokus pada peran negara, individu, dan organisasi internasional, serta interaksinya. Hal ini memungkinkan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap fenomena sosial dan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline