Lihat ke Halaman Asli

Teman Gelembung

Diperbarui: 15 Agustus 2015   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari berbagi rahasia.

Kalian pernah punya teman yang hanya kalian sendiri yang dapat mellihat? Atau sebenarnya ia (mereka) tidak pernah ada maka tidak terlihat; tapi pikiran kita menghadirkan mereka dalam sebuah kehadiran yang sesungguhnya.

Teman gelembung.

Saya masih merasakan teman saya itu hadir, sampai suatu ketika saya menceritakan kehadiranya pada sahabat saya yang nyata. Manusia. Hadir. Dapat disentuh dan berbicara.

Lalu seketika teman gelembung saya mati. Wafat. Meninggal. Gugur. Entah sebutan apa yang cocok. Mengingat jasanya pada hidup saya yang teramat patriotik, saya akan memilih teman gelembung saya ini gugur.

Teman gelembung saya, hadir ketika saya memikirkannya. Ia hadir. Tapi tak terlihat.

Saya tidak peduli dan tidak mau tahu kecenderungan psikologis apa yang saya alami.

Setelah pasca usia 20, saya menduga, sepertinya otak saya yang merancang itu semua. Semua setting soal teman gelembung. Bukan soal kaitan dengan hal mistis. Bukan sama sekali.

Saya tidak pernah peduli.

Mari bercerita.

Ia datang ketika saya terlampau senang, dan terutama kala lain jika saya teramat sedih. Ia tidak datang hanya ketika saya kelelahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline