Little Women (2019) merupakan film dari adaptasi novel karya Louisa May Alcott yang terbit secara dua tahap yaitu pada tahun 1868 untuk bagian pertama dan bagian kedua terbit satu tahun berikutnya. Novel tersebut menceritakan kisah March bersaudara dan berlatar tempat di kediaman keluarga Alcott, yaitu Orchard House di Concord, Massachusetts.
Seiring berjalannya waktu, terdapat banyak versi dari adaptasi Little Women ini, baik film maupun serial. Diantaranya tahun 1933, 1949, 1994, 2017, dan akhirnya yang terbaru adalah tahun 2019.
Little Women (2019) dibintangi oleh aktris dan aktor berbakat seperti Emma Watson (Meg March), Eliza Scanlen (Beth March), Florence Pugh (Amy March), Saoirse Ronan (Jo March), Timothe Chalamet (Laurie), hingga aktris legendaris seperti Meryl Streep (Aunt March).
Pembahasan kali ini mengenai konflik perilaku pada tokoh Josephine March (Jo) dalam film Little Women (2019). Perlu diketahui bahwa karakter Jo merupakan anak ke-dua keluarga March. Jo merupakan pribadi yang berjiwa bebas dan memiliki tekad yang kuat untuk mencapai impiannya, yaitu menjadi penulis yang hebat.
Jo menghabiskan berjam-jam menulis dan mengedit cerita di meja lotengnya. Ketika ibunya butuh uang, dia menjual rambutnya. Jo tidak akan memohon pada orang lain untuk mengasihinya, ia melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Namun, ketika ia sudah bertekad untuk mencapai sesuatu, ia terkadang tidak peduli terhadap orang lain.
Analisis akan dilakukan menggunakan tiga struktur kepribadian dari teori Psikoanalisis Sigmund Freud, Id, Ego, dan Superego.
ID
Id adalah ketidaksadaran. Id merupakan kebutuhan alamiah yang mendasari personalitas seseorang. Id mencari kepuasan dan ketika tidak terpenuhi akan merasa tegang, marah, cemas. Maka dari itu Id sulit untuk dikendalikan.
EGO
Ego merupakan sisi sadar dari diri kita. Ego bertindak sebagai sensor terhadap impuls yang mungkin bertentangan dengan aturan dari dunia luar.