Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Sopan Orang Indonesia? How Polite are You?

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dear all, saya menulis artikel ini hanya sebagai unek unek. Sudah gatal sekali rasanya ingin bertanya kepada semua orang, seberapa sopan kah kita. Selama ini orang Indonesia sangat bangga karena ada icon bahwa kita termasuk bangsa yang tahu sopan santun. “Meet the people”, itu salah satu ajakan iklan pariwisata kita (gak tau apa visit Indonesia yang tahun ini masih sama). Kenapa berani bilang “Meet the people”? ya itu karena kita rasa kita sudah sopan. Sebenarnya apa sih batasan sopan santun? Kapan kita disebut sopan dan tidak sopan? Mohon maaf, saya butuh bantuan anda untuk mendeskripsikan ini, karena berdasarkan observasi saya banyak sekali impoliteness yang saya temukan di kehidupan sehari hari.


  1. Kata orang, bangsa yang beradap adalah bangsa yang santun dalam berlalu lintas (Maaf ini bukan iklan layanan masyarakat dari Polisi lalu lintas ya). Kenyataannya, saya paling takut setengah mati kalo menyeberang jalan di sini. Terutama di tempat yang tidak ada jembatan penyebrangannya (ya iya lah, kalo ada jembatan penyebrangan, pasti saya gak akan tertabrak kecuali kalo mobil dan motor bisa terbang). Saya lihat, pengemudi kendaraan bermotor galak galak. Belum selesai saya nyebrang di zebra cross, saya sudah diklakson, malah tidak sedikit pengendara motor yang siap menabrak saya, bila saya menyebrang terlalu lama. Sepertinya waktu semua orang itu sangat berharga, sampai menunggu 1-2 menit saja tidak mau (takut telat pergi kerja, padahal memang sering telat).
  2. Sebagai seseorang yang ingin berpartisipasi mengurangi emisi dan mengurangi polusi di Jakarta, saya senang naik bis. Apalagi sejak ada bus way. Tapi saya paling kesal kalau ada penumpang lain menginjak kakiatau menyikut dan tidak bilang maaf. Sepertinya tindakan itu tidak salah, padahal sudah membuat kaki orang lain sakit dan ehhmm….membuat sepatu kotor sepatu orang lain (terpaksa harus disemir lagi).
  3. Sebagai orang yang ingin mengurangi polusi Jakarta, saya juga senang jalan kaki. Tapi terkadang saya harus mengurungkan niat karena kenyataannya trotoar dipakai untuk parkir motor atau tempat berdagang. Sampai saya harus jalan ke luar trotoar (di pinggir jalan) dan dimarahi pengendara sepeda motor, karena saya sudah mengambil daerah kekuasaannya. Jadi bingung, sebagai pejalan kaki serba salah. Sepertinya semua orang Indonesia memang harus pakai motor atau mobil meski pergi ke tempat yang jaraknya deket. Wah kalau begini, tidak heran kenapa over weight dan obesitas semakin meningkat.
  4. Sebagai seseorang yang baru “pulang kampung”, aktivitas utama saya sekarang adalah mencari kerja (mencari peruntungan di negeri sendiri). Saya dibiasakan datang tepat waktu. Tapi sayang sekali, banyak recruiter yang tidak menghargai waktu saya. Dibiarkan menunggu 2 jam (tidak diberi minum lagi). Sepertinya waktu orang lain boleh terbuang percuma, sedangkan waktu recruiter sangat berharga.

Mungkin bagi sebagian orang hal diatas kelihatan sepele, tapi tidak menurut saya. Mana gambaran ramah tamah itu??? Apakah hanya dengan murah senyum, sering menunduk, dan berkata santun itu yang disebut dengan sopan? Lantas bila kita sering tersenyum, menunduk dan berkata santun tapi tidak menghormati hak orang lain, apakah tetap disebut sopan?

Akhir2 ini banyak kasus korupsi level kelas kakap, perbuatan itu menurut saya tidak sopan. Kenapa? Karena mereka menggunakan sesuatu yang bukan haknya (dan tidak ada kata maaf keluar dari mulutnya).

Sebelum melihat ke orang-orang kelas kakap itu, ada baiknya kita juga melihat seberapa sopan perilaku kita di kehidupan sehari hari. Bagaimana menurut anda?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline