Lihat ke Halaman Asli

Lulus? Silakan Corat-coret

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1369352688246001094

[caption id="attachment_263226" align="alignnone" width="320" caption="Kain 33 meter"][/caption] Berita kelulusan sekolah tentu merupakan berita yang sangat menggembirakan bagi yang telah melalui proses yang melelahkan di dalamnya. Euforia ini butuh pelampiasan. Sudah menjadi tradisi bahwa corat-coret menjadi pelampiasan kegembiraan. Hal ini untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa mereka sudah lulus. Salahkah budaya corat-coret ini? Jika yang dicorat-coret adalah seragam tentu sangat disayangkan, karena sebenarnya masih bisa disumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Punya seragam penuh coretan menjadi kebanggaan dalam waktu 2 bulan saja, setelah itu jadi kain lap..hehe... Usia remaja memiliki energi yang besar yang perlu diarahkan dengan benar penggunaannya. Daripada melarang para siswa untuk tidak corat-coret, saya malah menyarankan mereka untuk melakukannya. Namun yang diubah adalah medianya, alih-alih mencorat-coret seragam, lakukan hal itu pada kertas atau kain putih panjang. Hal ini telah dilakukan tahun lalu di SMP Negeri 3 Wonogiri. Pihak sekolah menyediakan kain mori sepanjang 33 meter sebagai media spektakuler bagi siswa untuk menyalurkan hasrat corat-coretnya. Manusia adalah makhluk yang kreatif, daripada menghambat kreatifitas lebih baik salurkan ke kegiatan lain yang positif. Ada usulan lain untuk menyalurkan kreatifitas pasca kelulusan? :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline