Seperti biasa, setiap sore saya menitipkan sebuah toko yang saya olah kepada salah satu teman agar saya bisa mandi sore.. ketika saya masuk kamar mandi dan menutup pintu apa lagi ventilasinya tidak ada sehingga saya cepat merasakan hawa panas. saya pikir saya sedang memakai selimut dan tidur siang hari di jalan yang beraspal. Seketika saya membuka pakaian lalu mandi. tapi masih dalam pikiran karena hawa panas tadi yang membuat saya terlarut dalam imajinasi. Saat saya mulai menyiram badan, seketika imajinasi saya berubah arah, saya memikirkan setiap air yang mengalir dari badan saya jatuh ke saluran air. Oh iya saya mandi di lantai dua sehingga air yang mengalir dan jatuh ke lubang kamar mandi harus melalui paralon yang panjang baru sampai pada pembuangan terakhirnya yaitu paralon yang mengarah ke got atau saluran air umum. Setiap air yang mengalir dan melewati paralon hingga sampai ke saluran air dan limbah itu sudah menyentuh kulit saya. Saya membayangkan air yang mengalir itu akan terus mengalir dan melewati proses perjalanan yang panjang dan bergabung dengan limbah warga lainnya sampai bertemu satu tempat yaitu sungai kemudian satu kecamatan sampai kabupaten dan menjadi penggabungan air selevel nasional bahkan mungkin bertemu dengan limbah dan air mandi manusia-manusia antar manca negara yaitu di laut dan mungkinkah limbah kita yang menulis di Kompasiana ini bertemu?. Memang sebagian menguap dan membentuk awan tetapi intisari dari kulit saya yang bercampur dengan sabun, shampo, dan pasta gigi, itu kemana?. Saya sudah 7 tahun ada di Bekasi dan dari 7 tahun kalau dihitung secara normal mandi dua kali sehari, maka total jumlah mandi saya selama ada di Bekasi yaitu 5.110 kali mandi dan di mana limbahnya mengendap, jadi apa dia sekarang?. Semua terlupakan. Kemudian tak terasa ternyata saya sudah hampir selesai mandi dan tinggal melap tubuh saya dengan handuk kemudian membuka pintu lalu merasakan udara yang cukup dingin untuk membayar panasnya hawa kamar mandi tanpa ventilasi. Akhirnya mandi sore yang panjang saya bukan karna durasi waktu mandinya tetapi imajinasi dan pikirannya yang membuat panjang, telah selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H