Di tengah hiruk pikuk zaman modern, Perpustakaan Fala-Gaku di Desa Bobo, Maluku Utara, berdiri kokoh sebagai oase pengetahuan dan pelestari budaya. Lebih dari sekadar tempat membaca, Fala-Gaku menjadi wadah bagi warga desa untuk menumbuhkan kecintaan terhadap literasi, seni, dan bahasa daerah.
1. Membaca dan Menulis: Menjelajahi Dunia Baru
Fala-Gaku menyediakan beragam buku, mulai dari buku pelajaran hingga novel, yang dapat diakses oleh semua kalangan. Program membaca rutin dan kelas menulis kreatif diadakan secara berkala, mendorong warga untuk meningkatkan kemampuan literasi dan mengekspresikan diri melalui tulisan.
2. Melestarikan Budaya Tarian: Menari Bersama Warisan Leluhur
Tarian tradisional seperti Lalayon, Cakalele, dan Kekejian Tangan, yang merupakan warisan budaya Maluku Utara, dihidupkan kembali di Fala-Gaku. Warga desa, terutama anak muda, diajak untuk belajar dan melestarikan tarian tersebut melalui kelas tari dan pertunjukan rutin.
3. Menjaga Bahasa Daerah: Merawat Identitas Desa Bobo
Fala-Gaku menjadi pusat pelestarian bahasa Ternate, Galela Tobelo, dan bahasa daerah lainnya di Maluku Utara. Program pembelajaran bahasa daerah, diskusi budaya, dan pementasan drama berbahasa daerah diadakan secara berkala, untuk menjaga kelestarian bahasa dan budaya lokal.
4. Fala-Gaku: Lebih dari Sekadar Perpustakaan
Fala-Gaku bukan hanya tempat membaca dan belajar, tetapi juga wadah untuk membangun komunitas yang peduli terhadap budaya dan bahasa daerah. Melalui berbagai kegiatan, Fala-Gaku menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di Desa Bobo, yang berperan penting dalam menjaga kelestarian budaya dan identitas lokal.
5. Harapan untuk Masa Depan