Lihat ke Halaman Asli

Pelopor Perpustakaan Komunitas di Sulsel

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421413869988966823

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo memberikan penghargaan kepada Perpustakaan Denassa sebagai pelopor pengembangan perpustakaan komunitas di Sulsel. Perpustakaan Denassa sejak 2010  telah  menempati salah satu ruang di kawasan Rumah Hijau Denassa (RHD)  di  Jalan Borongtala Nomor 58 A, kelurahan Tamallayang, kecamatan Bontonompo, Gowa, Sulsel.

[caption id="attachment_391262" align="aligncenter" width="300" caption="Kunjungan staf Pengolaan Data Elektronik dan Perpustakaan Pemkab Gowa ke Perpustakaan Denassa (26/05/2011)"][/caption]

Penghargaan diterima Darmawan Denassa selaku pendiri Perpustakaan Denassa pada acara Pencanangan Sulsel sebagai Lokomotif Indonesia Membaca di Mall Ratu Indah (MaRI) Makassar, Kamis (9/6/2011) silam.

Penyerahan dilakukan Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel Yaksan Hamzah mewakili gubernur. Selain Perpustakaan Denassa, penghargaan juga diterima 10 perpustakaan desa terbaik tingkat Sulsel. Salah satunya yakni  Perpustakaan desa Paknakkukang, Kecamatan Pallangga, kabupaten Gowa.

Perpustakaan Denassa aktif mengundang peserta didik dari sekolah formal di sekitar perpustakaan untuk berkunjung. Tujuan kunjungan itu mendekatkan mereka dengan buku sejak dini serta membiasakan mereka membaca dan memperlakukan buku dengan bijak.  Seperti halnya pada Juni 2011 silam, 100 lebih anak yang berkunjung dari tiga sekolah di sekitar RHD diajak cara membuka halaman buku oleh Denassa.

Perlakuan pada buku akan membantu sikap pembacanya lebih teliti, peduli, dan berperilaku lebih rapi. Buku seharusnya tidak dilipat baik pertengahannya maupun bagian ujungnya, dengan alasan apapun termasuk dilakukan sebagai penanda halaman akhir yang dibaca, kisah Denassa pada pengunjung pustakaan suatu ketika. Kegemaran membaca bisa mendorong kita lebih kreatif, misalnya dengan membuat pembatas buku sederhana tapi bernilai seni. "Kita bisa mendaur ulang aneka benda yang berpeluang menjadi sampah, atau bisa mengubah lembat batang pisang menjadi pembatas unik" tambahnya.

Beberapa pihak telah memanfaatkan perpustakaan ini baik dengan tujuan hiburan maupun  sebagai referensi penelitian. Perpustakaan Denassa terwujud karena kecintaan keluarga Denassa pada buku.

[caption id="attachment_391263" align="aligncenter" width="300" caption="Perpustakaan Denassa (10/02/2011)"]

14214139921626017495

[/caption]

"Koleksi yang ada dalam perpustakaan ini sudah mencapai seribu yang sebagian besar dikumpul secara swadaya. Ke depan perpustakaan ini kami harapkan semakin banyak pihak yang bisa mengakses termasuk pihak-pihak yang ingin belajar pengelolaan lingkungan dan pertanian," harap Denassa.

Selain buku peprustakaan ini dilengkapi juga dengan aneka film, dokumentasi foto, berita dan data dalam soft copi yang dapat diakses pengunjung. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline