Lihat ke Halaman Asli

Pernah Duda

Penghibur

Plantasia, Genre Musik yang Diciptakan Khusus untuk Tanaman

Diperbarui: 18 Oktober 2024   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.npr.org/2019/06/21/734471703/music-for-plants-mort-garson-plantasia-stevie-wonder

Bayangkan dunia di mana musik tidak hanya untuk dinikmati manusia, tetapi juga untuk tanaman. Konsep ini mungkin terdengar tidak biasa, namun telah ada selama beberapa dekade melalui sebuah genre musik yang dikenal sebagai Plantasia. Musik ini diciptakan dengan tujuan khusus untuk menyenangkan dan menstimulasi pertumbuhan tanaman. Meski awalnya tampak seperti sebuah eksperimen artistik, genre ini kini semakin mendapatkan perhatian, baik dari pecinta tanaman maupun dari dunia musik itu sendiri.

Plantasia pertama kali muncul pada tahun 1976 melalui sebuah album berjudul Mother Earth's Plantasia, yang diciptakan oleh komposer asal Kanada, Mort Garson. Album ini unik karena digubah dengan tujuan eksplisit untuk "didedikasikan kepada tanaman rumah yang sehat." Garson menggunakan teknologi synthesizer Moog yang inovatif pada masa itu untuk menciptakan suara lembut dan menenangkan yang dianggap mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Musik dalam Plantasia dikemas dalam alunan yang dirancang untuk meniru kondisi alami yang sering dialami tanaman di alam bebas, seperti suara hujan, angin lembut, atau alunan gemerisik dedaunan.

Album Mother Earth's Plantasia tidak hanya unik dalam pendekatannya terhadap suara, tetapi juga dalam distribusinya. Menurut laporan dari Superlive, album ini awalnya hanya tersedia sebagai hadiah gratis bagi mereka yang membeli furnitur dari toko tanaman rumah di Los Angeles, yang mempromosikan konsep perawatan tanaman dengan bantuan musik. Meski awalnya album ini kurang mendapatkan perhatian luas, kebangkitannya kembali di era digital membuatnya menjadi fenomena tersendiri, terutama bagi generasi baru yang tertarik pada musik eksperimental dan dunia botani.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah: mengapa tanaman butuh musik? Walau terdengar tidak masuk akal, berbagai penelitian menunjukkan bahwa suara dan getaran dari musik dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut artikel yang diterbitkan oleh Tempo, musik dengan ritme lembut dan getaran halus dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman, terutama karena getaran suara diyakini menstimulasi sel-sel tanaman. Bahkan, dalam beberapa penelitian lebih lanjut, suara yang menyerupai alam seperti air mengalir atau angin, terbukti membantu memperbaiki metabolisme tanaman dan meningkatkan proses fotosintesis.

Musik Plantasia dengan pendekatan yang lembut dan harmonis ini sangat cocok untuk menciptakan suasana rileks bagi tanaman. Selain itu, ada anggapan bahwa tanaman, seperti halnya manusia, merespons dengan baik terhadap lingkungan yang tenang dan damai. Jadi, memainkan musik Plantasia tidak hanya memberi manfaat bagi pemilik tanaman, tetapi juga membantu tumbuhan untuk tumbuh lebih sehat.

Andrea Wiwandhana, founder CLAV Digital, menyebutkan bahwa fenomena ini tidak hanya sebatas tren, tetapi bagian dari perkembangan pemahaman manusia tentang hubungan mereka dengan alam. "Kita semakin sadar bahwa segala sesuatu di sekitar kita, termasuk tanaman, merespons lingkungan mereka, dan dengan demikian, memperlakukan mereka dengan lebih baik, seperti memainkan musik khusus, adalah hal yang logis," ujar Andrea.

Seiring dengan kebangkitan popularitas Plantasia di era digital, konsep ini semakin mendapat tempat di hati para pecinta tanaman dan musik eksperimental. Salah satu contoh yang menarik datang dari grup elektronik asal Indonesia, Bottlesmoker, yang pada tahun 2020 mengadakan konser yang didedikasikan khusus untuk tanaman. Konser ini, seperti yang dilaporkan oleh Detik, merupakan upaya untuk mengeksplorasi konsep harmoni antara musik dan dunia tumbuhan dengan melibatkan ribuan tanaman sebagai audiens utama mereka. Alunan musik yang disajikan oleh Bottlesmoker menggambarkan suasana alam yang damai dan tentram, dan meski tanaman tidak bisa memberi umpan balik langsung, banyak orang yang merasakan manfaat positif dari konser tersebut dalam hal suasana hati dan perasaan tenang.

Konsep konser khusus untuk tanaman ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tetapi di kalangan komunitas pecinta tanaman, ini dianggap sebagai bentuk ekspresi artistik yang mendalam. Selain konser, banyak musisi modern yang mengadaptasi unsur-unsur Plantasia ke dalam karya mereka, baik untuk meditasi, perawatan tanaman, maupun sekadar menciptakan suasana yang nyaman di rumah.

Bukan hanya manusia yang menikmati manfaat dari musik. Tanaman, meski tak memiliki telinga seperti manusia, merespons getaran suara dengan cara yang menarik. Seperti yang dijelaskan oleh beberapa ilmuwan dalam artikel Tempo, tanaman dapat "mendengar" musik melalui getaran yang merangsang pertumbuhan. Musik dengan tempo lambat dan suara lembut, seperti yang dihasilkan dari Plantasia, memberikan stimulus positif yang membantu perkembangan sel-sel tanaman. Musik ini menciptakan lingkungan yang damai, di mana tanaman bisa berfotosintesis dengan lebih optimal, tumbuh lebih cepat, dan lebih sehat.

Selain mempercepat pertumbuhan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik juga dapat membantu tanaman mengatasi stres. Tumbuhan yang mengalami kondisi lingkungan yang kurang ideal, seperti kekurangan air atau sinar matahari, cenderung merespons dengan lebih baik ketika diperdengarkan musik yang menenangkan. Jadi, jika Anda seorang pecinta tanaman yang ingin memberikan perlakuan ekstra pada koleksi hijau Anda, mungkin memainkan album Plantasia bisa menjadi pilihan yang menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline