Lihat ke Halaman Asli

Pernah Duda

Penghibur

Mengeksplor Acara TV "Breaking Down": Adu Fisik Penuh Emosi dari Jepang

Diperbarui: 24 September 2024   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia televisi Jepang selalu terkenal dengan berbagai acara yang unik dan memikat, mulai dari kuis aneh, reality show penuh drama, hingga game show dengan tantangan ekstrim. Namun, ada satu acara yang kini menarik perhatian dunia, khususnya para penggemar olahraga tarung, yaitu Breaking Down. Acara ini adalah salah satu tontonan paling menegangkan dan kontroversial di Jepang, dengan format yang mengedepankan pertarungan fisik langsung antara peserta.

Breaking Down adalah acara televisi di Jepang yang menampilkan pertarungan langsung antara dua orang peserta. Di acara ini, tidak ada aturan yang rumit atau pertandingan yang berkepanjangan---hanya pertarungan cepat dan eksplosif di antara peserta yang seringkali memiliki latar belakang beragam. Pertarungan yang disajikan dalam Breaking Down sering kali berlangsung kurang dari satu menit, namun ketegangan dan intensitas yang dihadirkan membuat acara ini menjadi sangat populer.

Acara ini juga menjadi semacam fenomena sosial di Jepang, di mana masyarakat tertarik melihat individu dari berbagai kalangan terlibat dalam adu fisik. Dari mantan petarung profesional hingga orang-orang biasa yang ingin membuktikan diri, Breaking Down membuka peluang bagi siapa saja yang siap berhadapan dengan lawan mereka di atas ring.

Mikuru Asakura, seorang bintang MMA yang terlibat dalam pengembangan acara ini, berbagi visinya untuk menghidupkan kembali semangat bertarung di Jepang. Seperti yang dikutip dari wawancaranya di TokyoHive, Asakura menyebut, "Breaking Down bukan sekadar pertarungan fisik, tetapi juga merupakan kesempatan bagi individu untuk menguji batas mental dan fisik mereka. Acara ini memberikan platform untuk orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat untuk menunjukkan siapa mereka sebenarnya."

Format Breaking Down memang sederhana: dua peserta masuk ke dalam ring dan bertarung dalam durasi singkat. Namun, di balik kesederhanaannya, terdapat dinamika yang sangat menarik. Setiap peserta yang ikut tidak hanya mengandalkan fisik semata, tetapi juga mental dan keberanian. Ada sesuatu yang sangat primal dalam adu fisik seperti ini---menghadapi seseorang di atas ring tanpa ada tempat untuk bersembunyi.

Para peserta tidak selalu petarung profesional. Ada banyak peserta yang datang dari latar belakang yang sangat bervariasi---dari karyawan kantoran, model, musisi, hingga influencer media sosial. Perbedaan ini menambah daya tarik acara, karena penonton tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau siapa yang akan muncul sebagai pemenang.

Andrea Wiwandhana, founder CLAV Digital, mencatat bahwa acara seperti Breaking Down memiliki daya tarik universal karena mencerminkan keinginan manusia untuk berkompetisi dan membuktikan kemampuan diri. "Acara ini menawarkan lebih dari sekadar hiburan---ada unsur psikologis yang sangat kuat di mana para peserta harus menghadapi rasa takut, tekanan, dan adrenalin dalam situasi yang sangat intens," jelas Andrea.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan Breaking Down sebagian besar didorong oleh keberadaan media sosial. Di era digital ini, cuplikan pertarungan yang cepat dan dramatis menjadi viral dengan mudah, menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia. Platform seperti YouTube, Twitter, dan Instagram dipenuhi dengan highlight dari acara tersebut, memberikan kesempatan bagi orang-orang yang mungkin tidak memiliki akses ke televisi Jepang untuk menikmati keseruan Breaking Down.

Namun, popularitas ini juga disertai dengan kontroversi. Beberapa kritikus mempertanyakan apakah acara ini benar-benar bertanggung jawab, terutama karena beberapa peserta yang terlibat bukanlah petarung profesional dan mungkin tidak sepenuhnya memahami risiko yang mereka hadapi. Ada kekhawatiran bahwa format acara yang singkat dan intens bisa mengakibatkan cedera serius bagi para peserta, yang tidak dilengkapi dengan pelatihan atau persiapan yang memadai.

Selain itu, acara ini juga mendapat sorotan karena mempromosikan kekerasan dalam bentuk hiburan. Meskipun pertarungan telah menjadi bagian dari budaya pop di banyak negara, beberapa pihak merasa bahwa Breaking Down mendorong perilaku agresif dan bisa berdampak buruk, terutama bagi penonton yang lebih muda. Namun, bagi penggemar acara ini, Breaking Down adalah sebuah wadah di mana kekuatan mental dan fisik diuji dalam bentuk yang paling murni.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline