Lihat ke Halaman Asli

Pernah Duda

Penghibur

Blok M, Ekosistem Gaul Anak Jakarta dari Masa ke Masa

Diperbarui: 23 September 2024   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.viva.co.id/

Blok M, salah satu kawasan legendaris di Jakarta Selatan, sudah lama menjadi simbol pergaulan anak muda Jakarta. Berlokasi di pusat bisnis dan hiburan kota, Blok M bukan hanya sekadar pusat perbelanjaan atau terminal bus. Ia menjadi tempat di mana budaya, gaya hidup, dan identitas anak muda Jakarta bertemu, berkembang, dan berubah seiring zaman. Mulai dari tahun 80-an hingga era milenial, Blok M telah menyaksikan berbagai perubahan tren dan gaya hidup, menjadikannya sebagai ikon pergaulan anak gaul Jakarta yang tak lekang oleh waktu.

Namun, apa sebenarnya yang membuat Blok M begitu istimewa di mata anak-anak muda dari generasi ke generasi? Artikel ini akan membahas bagaimana Blok M menjadi potret ekosistem pergaulan anak Jakarta dan mengapa kawasan ini terus menjadi destinasi favorit hingga kini.

Di era 80-an, Blok M mulai menancapkan pengaruhnya sebagai pusat pergaulan anak muda Jakarta. Tempat ini dikenal sebagai destinasi hiburan yang menyediakan segala kebutuhan gaya hidup, mulai dari toko pakaian, kafe, bioskop, hingga tempat nongkrong favorit. Blok M menjadi simbol kemewahan dan modernitas, seiring dengan berkembangnya budaya pop di Indonesia pada masa itu. Film-film seperti Blok M (1990) yang menggambarkan kehidupan anak muda dan perjuangan mereka dalam mengarungi kehidupan sosial di Jakarta, turut memperkuat citra kawasan ini sebagai tempat gaul yang digemari remaja.

Pada masa itu, keberadaan bioskop di Blok M, seperti Studio 21, menjadi salah satu daya tarik utama. Remaja dari berbagai penjuru Jakarta datang ke sini untuk menonton film terbaru sambil menikmati suasana perkotaan yang modern. Selain itu, mal yang menjadi bagian dari kompleks Blok M juga menyediakan berbagai outlet fashion yang sedang populer pada zamannya. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi gaya berpakaian anak muda Jakarta, tetapi juga pola pergaulan mereka.

Andrea Wiwandhana, founder CLAV Digital, menyoroti peran Blok M dalam membentuk identitas sosial anak muda Jakarta. "Blok M tidak hanya menjadi tempat nongkrong, tapi juga menjadi laboratorium sosial di mana anak muda bereksperimen dengan identitas mereka. Dari gaya berpakaian hingga cara berbicara, semuanya diuji di sini," ungkap Andrea.

Memasuki era 90-an dan 2000-an, Blok M terus mempertahankan statusnya sebagai pusat pergaulan anak muda. Pada periode ini, Blok M menjadi rumah bagi berbagai tren gaya hidup baru yang mulai masuk ke Indonesia. Musik, fashion, dan makanan dari berbagai budaya bercampur di sini, menciptakan ekosistem yang beragam. Para remaja datang ke sini tidak hanya untuk berbelanja, tetapi juga untuk nongkrong bersama teman-teman di berbagai kafe atau restoran cepat saji yang bermunculan.

Salah satu daya tarik utama Blok M pada masa itu adalah aksesibilitasnya. Terletak di jantung kota Jakarta Selatan, kawasan ini mudah dijangkau dari berbagai penjuru kota. Keberadaan terminal bus Blok M yang ramai menjadi titik pertemuan bagi berbagai kalangan, dari pelajar hingga pekerja kantoran. Tidak heran jika Blok M kerap disebut sebagai melting pot, di mana semua orang dari berbagai latar belakang sosial dapat bertemu dan berinteraksi.

Pada tahun-tahun ini, Blok M juga menjadi saksi lahirnya berbagai komunitas kreatif anak muda. Komunitas skateboard, musik indie, hingga komunitas manga dan anime sering mengadakan pertemuan di sini. Blok M seolah menjadi panggung bebas bagi mereka yang ingin mengekspresikan kreativitas dan hasrat mereka terhadap seni dan budaya pop.

Meskipun sempat meredup di awal 2010-an karena persaingan dengan mal-mal baru yang lebih modern, Blok M tidak kehilangan daya tariknya. Di era milenial, kawasan ini kembali menemukan relevansinya sebagai pusat pergaulan anak muda Jakarta. Salah satu faktor yang memicu kebangkitan Blok M adalah transformasi kawasan ini menjadi pusat seni dan budaya, seperti dibukanya M Bloc Space pada 2019. Kehadiran M Bloc Space, yang memanfaatkan bekas bangunan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), menghidupkan kembali semangat kreatif dan komunitas di Blok M.

M Bloc Space dengan cepat menjadi magnet bagi anak muda yang tertarik dengan seni, musik, dan gaya hidup alternatif. Berbagai acara musik, pameran seni, dan bazar digelar secara rutin di sini, menarik perhatian generasi milenial yang haus akan ruang kreatif di tengah hiruk-pikuk Jakarta. Kehadiran M Bloc Space juga membawa angin segar bagi bisnis-bisnis lokal di sekitar Blok M, yang kini kembali ramai dikunjungi anak muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline