Si Setan namanya,
“Ambil anak panah, hujamkan ke dalam jantungku,
Jantungku api,
ku tak bisa mati,
tapi ingin mati”
Suatu hari, si Setan terbaring lemah
Anak panah menancap dada
Dia ingin mati, tapi..
Dia tak bisa mati,
Dia Setan
Bukan darah yang keluar, tapi api.
Yah, api.. dia kan Setan.
Hujan turun,
Si Setan tetap berapi, api biru, merah, hitam
Setan tak juga hangus walau dia berapi
Karena dia Setan
Sekarat,
Si Setan mengerang,
“Tuhan! Cabut nyawaku sekarang”
“Belum waktunya kau mati” kata Tuhan
Setan tak ingin api,
Tapi api tetap api
Setan tetap Setan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H